Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Krioterapi pada Penderita IVA Positif

Main Article Content

Choerun Nisa
Bambang Wahyono

Abstract

ABSTRAK


Tahun 2017 di Kabupaten Semarang pelaksanaan krioterapi baru mencapai 8,6% dari angka yang ditetapkan permenkes nomor 34 tahun 2015 yaitu sebesar 30%. Pelayanan krioterapi termasuk kedalam SPM kesehatan puskesmas di bidang kesehatan pada usia produktif, namun dari 26 puskesmas di Kabupaten Semarang hanya 4 puskesmas yang pernah melaksanakan pelayanan krioterapi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan pelayanan Krioterapi pada penderita IVA Positif di Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan study kasus dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta lembar checklist. Informan penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan analisis data secara deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian adalah 14 informan. Hasil menunjukan bahwa faktor utama penghambat pelayanan krioterapi adalah masalah legalitas dari pelaksanaan krioterapi dan pengadaan barang habis pakai yaitu nitrogen yang masih terkendala. Saran dalam penelitian adalah melakukan pertemuan antara semua pemegang program krioterapi di setiap puskesmas dengan Dinkes dan BPJS untuk mendiskusikan kelanjutan dari pelaksanaan krioterapi. serta melakukan peralihan penggunaan barang habis pakai yang sebelumnya menggunakan NO2 menjadi CO2.


ABSTRACT


In 2017, the implementation of cryotherapy services in Semarang Regency only reached 8,6% over 30% target stated in the Regulation of Health Minister Number 34 of 2015. Cryotherapy services are included in the minimum standard of health services center in the field of health services for productive ages. However, there were only 4 from 26 health services center that have performed the cryotherapy services. The aim of this study was to determine the inhibiting factors in the implementation of cryotherapy for patients with VIA positive in Semarang Regency.This study used qualitative method with case study design. The data collection used in-depth interview and check list. The informants were selected with purposive sampling technique and descriptive analysis. The total of informants were 14 people. The results showed that the main inhibiting factor in the implementation of cryotherapy for patients with VIA positive in Semarang Regency was the legality of cryotherapy services and the procurement of nitrogen. This study recommended to organize a meeting between the stakeholders of cryotherapy program from each health services center with the public health office and the social insurance administration organization for health. The purpose of the meeting is to discuss the sustainability of cryotherapy program and do the substitution from NO2 to CO2.

Article Details

How to Cite
Nisa, C., & Wahyono, B. (2020). Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Krioterapi pada Penderita IVA Positif. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(1), 87-99. https://doi.org/10.15294/higeia.v4i1.34308
Section
Articles