Peran Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
Abstract
ABSTRAK
Jumlah angka kunjungan posbindu PTM di Melati 4 menunjukkan lebih unggul dibandingkan posbindu lainnya, yaitu sebanyak 248 kunjungan pada tahun 2018. Sedangkan untuk angka kunjungan yang ada di Posbindu Kelurahan Sendangguwo yaitu sebanyak 56 kunjungan pada tahun 2018. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular, dengan membandingkan dua posbindu yang terbilang baik dan buruk.
Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan survei deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang terdiri dari 9 informan utama dan 7 informan triangulasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terkait evaluasi pemberdayaan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular dengan proses analisi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada segi input, diantaranya beberapa kader belum pernah mengikuti pelatihan, dana bersifat mandiri, sosialisasi dilakukan di daerah yang ramai, Sedangkan untuk pelaksanaannya di Posbindu Kelurahan Sendangguwo masih belum sesuai dengan buku pedoman Kemenkes, sedangkan untuk Posbindu Melati 4 hanya terdapat beberapa kendala. Monitoring dan evaluasi belum rutin dilaksanakan. Dinas Kesehatan Kota Semarang belum melakukan penetapan target khusus untuk pelaksanaan posbindu, hanya saja harapannya dapat aktif terlaksana dengan baik.
Saran untuk Puskesmas Krobokan dan Puskesmas Kedungmundu yaitu melakukan evaluasi rutin posbindu terutama kader, dan masyarakat.
Kata kunci:Posbindu, Evaluasi, Pemberdayaan, Pencegahan.
ABSTRACT
The number of PTB posbindu visits in Melati 4 shows that it is superior to other posbindu, namely as many as 248 visits in 2018. As for the number of visits in Posbindu, Sendangguwo Subdistrict, there were 56 visits in 2018. The purpose of this study was to determine the empowerment evaluation of integrated post of non-communicable diseases, by comparing two posbindu that are considered good and bad .
This type of research is a type of qualitative research with a descriptive survey approach. Informants in this study were 16 people consisting of 9 main informants and 7 triangulation informants. Sampling using purposive sampling Data collection techniques in this study were through interviews and documentation. The instrument used in this study was an interview guide related to the evaluation of the empowerment of integrated post of non-communicable diseases with data analysis processes, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification.
The results showed that in terms of input, including some cadres who had never attended training, the funds were independent, socialization was carried out in a crowded area, whereas for the implementation in Posbindu Kelurahan Sendangguwo was still not in accordance with the Ministry of Health handbook, while for Posbindu Melati 4 there were only a few obstacles. Monitoring and evaluation has not been routinely carried out. Semarang City Health Office has not set specific targets for the implementation of the postbindu, only the hope is that it can be actively carried out well.
Suggestions for the Krobokan Health Center and the Kedungmundu Health Center are to conduct routine evaluations of the Posbindu, especially cadres, and the community.
Keywords: Posbindu, evaluation, program, prevention