Penatalaksanaan Program Pengendalian Tuberkulosis Multi Drug Resistant

  • Wiwid Komalasari Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Fitri Indrawati Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Keywords: Multi Drug Resistant Tuberculosis

Abstract

Abstrak

Multidrug Resistance Tuberculosis TB (atau TB MDR) adalah salah satu jenis resistensi bakteri TB terhadap minimal dua obat anti TB lini pertama, yaitu Isoniazid dan Rifampicin yang merupakan dua obat TB yang paling efektif. Pengobatan TB Resistan Obat ditetapkan menjadi bagian dari program Pengendalian TB nasional. Total kasus Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) di Kota Semarang dari tahun 2014 s.d tahun 2018 sebanyak 165 kasus. Dikaitkan dengsan proporsi kejadian TB MDR pada kasus TB Baru dan TB Kambuh di tahun 2018 terdapat 71 kasus baru TB MDR. Angka kesembuhan kasus TB Kota Semarang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir tidak pernah mencapai target nasional, yang tertinggi sebesar 65% CR di tahun 2017, yang terendah sebesar 64 % di tahun 2013. Rata-rata pencapaian CR pertahunnya baru sebesar 18,32% di bawah target CR nasional. Puskesmas Bandarharjo merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah melaksanakan program pengendalaian TB MDR. Pasien yang terdata pada tahun 2019 sebanyak 10 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan program pengendalian Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan oktober sampai dengan novemver 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan program pengendalian TB MDR di Puskesmas Bandarharjo sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari kurangnya tersedia sarana dan prasarana yang mendukung, serta tidak adanya penyuluhan yang diberikan kepada petugas TB dan PMO.

 

Abstract

Multidrug Resistance Tuberculosis TB (or MDR TB) is one type of TB bacterial resistance to at least two first-line anti-TB drugs, namely Isoniazid and Rifampicin which are the two most effective TB drugs. Drug-resistant TB treatment is determined to be part of the national TB Control program. Total cases of Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) in Semarang City from 2014 to 2018 were 165 cases. Associated with the proportion of MDR TB cases in New TB and Kambuh TB cases in 2018 there were 71 new MDR TB cases. The cure rate of Semarang City TB cases in the past 5 (five) years has never reached the national target, the highest of 65% CR in 2017, the lowest of 64% in 2013. The average annual CR achievement is only 18, 32% below the national CR target. The Bandarharjo Health Center is one of the first-level health facilities that has implemented an MDR TB control program. There are 10 patients recorded in 2019. The purpose of this study was to determine the management of the Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) control program at the Bandarharjo Health Center in Semarang City. The type and design of the study used in this study is qualitative descriptive. The study was conducted from October to November 2019. The results showed that the management of the MDR TB control program at the Bandarharjo Puskesmas was well implemented but not yet optimal. This can be seen from the lack of available supporting facilities and infrastructure, as well as the lack of counseling given to TB and PMO officers.

Published
2020-12-30
How to Cite
Komalasari, W., & Indrawati, F. (2020). Penatalaksanaan Program Pengendalian Tuberkulosis Multi Drug Resistant. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(Special 4), 887-897. https://doi.org/10.15294/higeia.v4iSpecial 4.37527