Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas

Main Article Content

Siti Chomaerah

Abstract

ABSTRAK


Penemuan kasus Tuberkulosis di Kota Semarang dari tahun 2016 sampai 2018 mengalami peningkatan. Keberhasilan pengobatan Kota Semarang selama 5 tahun terakhir belum mencapai target nasional (90%). Capaian terendah penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan TB yaitu Puskesmas Purwoyoso (9,65%) dan Puskesmas Karangmalang (5,31%). Tujuan penelitian yaitu mengevaluasi pelaksanaan program P2TB di Puskesmas berdasarkan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan September hingga November 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi Puskesmas Purwoyoso dan Puskesmas Karangmalang belum menyeluruh dan jumlah media komunikasi yang digunakan belum mencukupi. Jumlah kader TB terlatih di kedua wilayah Puskesmas masih terbatas. Pelaporan di kedua Puskesmas masih terhambat oleh provider. Peran serta masyarakat di kedua wilayah Puskesmas belum optimal. Simpulan penelitian adalah kegiatan penanggulangan tuberkulosis, sumber daya, sistem informasi, koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan sudah dilaksanakan sesuai dengan pedoman pengendalian tuberkulosis tetapi peran serta masyarakat belum sesuai dengan pedoman.


 


ABSTRACT


The discovery of Tuberculosis cases in Semarang City from 2016 to 2018 has increased. The successful treatment of Semarang City for the past 5 years has not yet reached the national target (90%). The lowest achievement of case finding and the success of TB treatment were Puskesmas Purwoyoso (9.65%) and Puskesmas Karangmalang (5.31%). The purpose of study was to evaluate the implementation of the P2TB program at the Puskesmas based on Tuberculosis Control Guidelines 2016. The type of research was qualitative with descriptive methods. The study was conducted in September to November 2019. The results showed that the socialization of two Puskesmas was not comprehensive and total of communication media used was insufficient. Total of TB cadres trained is limited. Reporting in both Puskesmas still hampered by providers. Community participation in the two Puskesmas areas is not optimal. The conclusion of the research is tuberculosis prevention activities, resources, and information system, coordination, networking, and partnership implemented accordingly with tuberculosis control guidelines but community participation is not in accordance with guidelines.


Keywords: Evaluation, P2TB Program, Puskesmas


 


 

Article Details

How to Cite
Chomaerah, S. (2020). Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(3), 398-410. https://doi.org/10.15294/higeia.v4i3.37932
Section
Articles