Kejadan Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Bandarharjo
Abstract
AbstrakStunting atau balita pendek merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang terjadi akibat tidak terpenuhinya asupan gizi dalam waktu lama. Pada tahun 2021 Kecamatan Semarang Utara menempati kasus stunting tertinggi di Kota Semarang yakni 6,4%. Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo sendiri menempati kasus tertinggi stunting 11,8% yakni 534 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan lembar kuesioner dengan analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini adalah usia ibu saat melahirkan (p=0,110), pendidikan ayah (p=0,002), pendidikan ibu (p=0,019), pendapatan keluarga (p=0,020), riwayat BBLR (p=0,220), panjang badan saat lahir (p=0,002), jenis kelamin (p=0,450), jarak kelahiran (p=0,039), ASI eksklusif (p=0,385), imunisasi (p=0,427), riwayat ISPA (p=0,776) dan riwayat diare (p<0,001). Faktor yang berhubungan dalam penelitian ini adalah pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, panjang badan saat lahir, jarak kelahiran dan riwayat diare.
Abstract
Stunting or short toddlers is a growth disorder in children that occurs due to not fulfilling nutritional intake for a long time. The working area of the Bandarharjo Health Center itself has the highest stunting cases of 11,8%, namely 534 cases. The aim of the study was to determine the factors associated with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in the working area of the Bandarharjo Health Center. This study uses a type of analytic observational research with a cross sectional design. Data collection was carried out by interview techniques using questionnaires with data analysis using Chi Square. The results of this study were mother's age at delivery (p=0.110), father's education (p=0.002), mother's education (p=0.019), family income (p=0.020), history of LBW (p=0.220), length at birth (p=0.002), gender (p=0.450), birth spacing (p=0.039), exclusive breastfeeding (p=0.385), immunization (p=0.427), history of ARI (p=0.776) and history of diarrhea (p< 0.001). Related factors in this study were father's education, mother's education, family income, length at birth, birth spacing and history of diarrhea.