Abstract

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki keterbatasan dalam menjalani aktivitasnya. Menurut data statistik di Kota Semarang dari total jumlah 3557 ABK baru sekitar 20% anak yang menempuh pendidikan dikarenakan belum terpenuhinya fasilitas pendidikan yang dapat mewadahi kegiatan belajar mereka. Ditinjau dari aspek strata atau jenjang pendidikan jumlah siswa SDLB lebih banyak dibandingkan dengan jenjang lainnya, oleh karena itu dibutuhkan fasilitas sekolah dasar luar biasa yang mewadahi dari aspek fungsi dan arsitekturalnya.Kajian diawali dengan mempelajari tentang pengertian sekolah dasar luar biasa, pengertian serta karakter tunanetra, tunarungu dan tunadaksa, kajian tentang penerapan desain universal untuk bangunan sekolah luar biasa, serta studi preseden pada beberapa sekolah luar biasa yang ada, tinjauan mengenai Kota Semarang dan tinjauan sekolah luar biasa di Kota Semarang. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan pemahaman karakteristik tunanetra, tunarungu dan tunadaksa, yang diimplementasikan dengan penerapan elemen-elemen arstektural yang diperlukan sesuai dengan karakteristik masing-masing sehingga dapat membantu aksesibilitas mereka, selain itu dilakukan pendekatan kelompok kegiatan, pendekatan kapasitas besaran ruang. Sebagai kesimpulan, luasan program ruang yang diperlukan serta konsep desain sebagai panduan tahap desain selanjutnya.