Abstract

Latar Belakang: Persentase status gizi Provinsi Jawa Barat terdiri dari 1,4% status gizi sangat kurus dan 6,1% status gizi kurus, maka diperlukan intervensi kepada anak-anak usia sekolah untuk mencegah status gizi buruk di wilayah Desa Kadumangu Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria sampel yaitu laki-laki dan perempuan usia 6-12 tahun. Tahap pertama pengambilan data adalah pengambilan data tinggi badan, berat badan, dan FFQ. Tahap kedua adalah pengambilan data tinggi badan dan berat badan setelah sosialisasi. Hasil: Persentase perubahan berat badan setelah sosialisasi yaitu 83% berat badan naik, 13% tetap, dan 4% turun. Frekuensi makan anak-anak kurang dari 3 kali dalam sehari. Kebiasaan makan anak-anak adalah mengonsumsi beras (karbohidrat), daging ayam (lauk hewani), tempe serta tahu (lauk nabati), bayam (sayur), dan apel (buah). Jajan yang paling sering dikonsumsi adalah minuman instan dan serbuk serta makanan manis dan gurih. Hasil uji paired sample test menyatakan sig.(2 tailed) sebesar 0,06. Kesimpulan: Secara deskriptif ada perbedaan rata-rata nilai berat badan sebelum dan sesudah sosialisasi. Namun berdasarkan paired sample test, sig.(2 tailed) p > 0,05, sehingga sosialisasi tidak berpengaruh terhadap status gizi anak.