Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status tempat tinggal terhadap Subjective well-being pada lansia. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasional. Subyek pada penelitian ini berjumlah 59 orang lansia yang terdiri dari 29 orang lansia yang tinggal di panti dan 30 orang lansia yang tinggal di rumah. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan skala penelitian yaitu skala Subjective well-being sebanyak 33 item. Metode analisis data yang digunakan tehnik statistik uji non parametrik U Mann-Whitney yang dikerjakan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subjective well-being (SWB) lansia yang tinggal bersama keluarga lebih baik dari pada lansia yang tinggal di panti. Hasil analisis menunjukkan U mann-whitney sebesar 209,000 dan probabilitas (p) sebesar 0,001. Karena p<0,05 (p=0,000 < 0,05) maka Ho diterima, atau ada perbedaan antara subjective well-being pada Lansia yang tinggal di rumah dan yang tinggal di panti.

 

This research aims to determine the effect of residential status on Subjective well-being in the elderly. The research was a quantitative correlation. The subjects in this research amounted to 59 elderly people, including 29 elderly people living at home and 30 elderly people living at home. The sampling technique used in this study is purposive sampling. The research uses the research scale is a scale Subjective well-being as much as 33 items. Methods of data analysis used non-parametric statistical techniques test Mann-Whitney U were done with SPSS 16.0 for Windows. The results showed that the Subjective well-being (SWB) of elderly living with family is better than the elderly living at home. The analysis showed Mann-Whitney U was 209,000 and the probability (p) of 0.001. Because p <0.05 (p = 0.000 <0.05) then Ho is accepted, or there is a difference between subjective well-being in the elderly living at home and living at home.