Implikasi Alih Guna Lahan Pertanian Menjadi Guna Lahan Wisata terhadap Perubahan Mata Pencaharian Petani di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang

Main Article Content

Dini Waras Wati
Hariyanto Hariyanto

Abstract

Having a strategic location and the existence of an international tourist attratction, namely Borobudur Temple
has caused Borobudur District to experience signifanct change in land use especialy in areas designated as SP-I
including Borobudur Village and Wanurejo Village. The purpose of this researh was to determine the factors
driving the conversion of agricultural land into tourism developed land and changes in famers’ livelihoods. The
population in this research were farmers who used their agricultural land in Borobudur and Wanurejo villages
with a sample taken by saturated sampling of 64 people. The methode of collecting data uses questionnaire
instruments, interview, documentation, and observation. The technique of data analysis uses descriptive
percentages. The result of this research shows that from 2008-2018 agricultural land converted into tourism
developed land increased by 28,26 ha. Factors of agricultural land use change are caused by encouragement from
outsiders with the lure of high prices, increasingly urgent economic need, profit capital as startup capital and
unproductive land. The change of land use has implications for changes in farmers’ livelihoods, amounting to
81,26% switching livelihood in the non agricultural sector by utilizing the potential in the area so that the income
earned tend to increase.


Memiliki lokasi yang strategis dan keberadaan obyek wisata dikancah internasional yaitu Candi
Borobudur menyebabkan Kecamatan Borobudur mengalami perubahan pemanfaatan lahan yang
cukup signifikan terutama di wilayah yang telah ditetapkan sebagai SP-I meliputi Desa Borobudur
dan Desa Wanurejo. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor pendorong alih guna lahan
pertanian menjadi lahan terbangun wisata dan perubahan mata pencaharian petani. Populasi dalam
penelitian ini yaitu petani yang mengalihgunakan lahan pertaniannya di Desa Borobudur dan Desa
Wanurejo dengan sampel yang diambil secara sampling jenuh sebanyak 64 orang. Metode
pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner, wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Teknik analisis data menggunakan deskriptif presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tercatat dari tahun 2008-2018 lahan pertanian yang teralihguna menjadi lahan terbangun wisata
bertambah seluas 28,26 ha. Faktor terjadinya alih guna lahan pertanian disebabkan oleh dorongan
dari pihak luar dengan iming-iming harga tinggi, kebutuhan ekonomi yang kian mendesak, modal
keuntungan sebagai modal usaha dan lahan yang sudah tidak produktif. Alih guna lahan
berimplikasi terhadap perubahan mata pencaharian petani, sebesar 81,26% beralih mata
pencaharian di sektor non pertanian dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut
sehingga pendapatan yang diperoleh cenderung meningkat.

Article Details

Section
Articles