Abstract

Salah satu masalah yang dihadapi pada masa remaja yaitu adanya masa transisi yang menjadikan emosi remaja kurang stabil. Masa ini sering disebut sebagai masa topan badai (“strum and drang)†yaitu masa yang penuh dengan gejolak akibat pertentangan nilai-nilai. Masa transisi inilah yang menimbulkan kecenderungan munculnya perilaku-perilaku menyimpang atau yang biasa disebut dengan istilah kenakalan remaja. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja. Untuk itu dibutuhkan keyakinan dan pengamalan yang kuat terhadap ajaran-ajaran agama guna mengurangi perilaku-perilaku kenakalan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh religusitas terhadap kenakalan remaja; dan 2) seberapa besar sumbangan efektif religiusitas terhadap kenakalan remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi dengan sampel berjumlah 70 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi satu prediktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara religiusitas dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,771 dengan signifikansi sebesar 0,000 dimana p<0,05. Hal ini berarti semakin tinggi religusitas maka semakin rendah perilaku kenakalan remaja, sehingga hipotesis kerja yang diajukan diterima. Hasil uji regresi diperoleh R-Square 0,594 yang berarti religiusitas berpengaruh terhadap kenakalan remaja sebesar  59,4% dan sisanya sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum terungkap dalam penelitian ini. Kesimpulannya ada pengaruh religiusitas terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal.

 

 

One of the problems faced in adolescence is a period of transition which make adolescents less emotionally stable. This period is often referred to as the hurricanes ("shock and Drang)" the turbulent period from conflicting values​​. The transition period is a cause of the emerging trend of deviant behaviors or commonly referred to as juvenile delinquency. Psychologically, juvenile delinquency is a manifestation of the conflicts are not resolved properly in childhood and adolescence. That requires understanding and a strong belief in religious teachings in order to reduce the delinquency behaviors. The purpose of this study was to determine: 1) the influence of religiosity on juvenile delinquency, and 2) the contribution of religiosity effective against juvenile delinquency. This study is a quantitative correlation. The population was eighth grade students of SMP Negeri 02 Slawi the sample was 70 students. The data analysis technique used is regression analysis of the predictors. The results showed that there is a negative relationship between religiosity and delinquency at eighth grade students of SMP Negeri 02 Slawi. Correlation coefficient of -0.771 with a significance of 0.000 where p <0.05. This means that the higher the lower religusitas juvenile behavior, so the proposed working hypothesis is accepted. Regression results obtained R-Square 0.594 which means religiosity affect the delinquency of 59.4% and the remaining 40.6% is influenced by other variables that have not been revealed in this study. In conclusion there is the influence of religiosity on delinquency at eighth grade students of SMP Negeri 02 Slawi Tegal regency.