Arahan Pengembangan Wilayah Kedungsepur Melalui Interaksi Keruangan Antar Kabupaten-Kota

  • Nur ‘Izzatul Hikmah Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Ariyani Indrayati Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Kedungsepur is stipulated in Provinsi Jawa Tengah as the National Activity Center based on RTRW, the
development requiring spatial interaction and spreading of the base sector between cities: Kendal Regency,
Demak Regency, Semarang Regency, Salatiga City and Grobogan Regency. The objectives of this research are:
(1) knowing the sector trends which are the basis in each district / city in Kedungsepur, (2) analyzing connectivity
between regions in Kedungsepur, (3) knowing potential locations for optimizing spatial interactions between
regions in Kedungsepur. The method used is the analysis of LQ (Location Quotient) during 2015 - 2019,
connectivity index, accessibility index and location determination using Gravity model analysis and breaking
point theory. The results show that the base sector in Kedungsepur has a tendency for different sectors in its
districts in the past five years. Regional connectivity shows that Kedungsepur is a developed region. Potential
locations in Kedungsepur based on the analysis and calculation results of the breaking point theory are Kendal
Regency in Kendal District, Singorojo District, Boja District and Limbangan District; Demak Regency on the
border between Demak District and Wonosalam District; Semarang Regency in Ungaran Barat District;
Semarang City in Banyumanik District; and Grobogan Regency in Purwodadi District.

Kedungsepur ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dalam pengembangannya membutuhkan interaksi keruangan dan penyebaran sektor basis
antar Kota-Kabupaten yaitu Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota
Salatiga dan Kabupaten Grobogan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui kecenderungan
sektor yang merupakan basis di masing-masing kabupaten/kota di Kedungsepur, (2) menganalisis
konektivitas antar wilayah di Kedungsepur, (3) mengetahui lokasi potensial untuk optimalisasi
interaksi keruangan antar wilayah di Kedungsepur. Metode yang digunakan adalah analisis LQ
(Location Quotient) selama tahun 2015 – 2019, indeks konektivitas, indeks aksesibilitas dan
menentukan lokasi menggunakan analisis model Gravitasi dan teori titik henti (breaking point). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Sektor basis di Kedungsepur memiliki kecenderungan sektor yang
berbeda di Kabupaten – Kotanya dalam lima tahun terakhir. Konektivitas wilayah di Kedungsepur
menunjukkan bahwa Kedungsepur merupakan wilayah maju. Lokasi potensial di Kedungsepur
berdasarkan analisis dan hasil perhitungan teori titik henti (breaking point) adalah Kabupaten Kendal
di Kecamatan Kendal, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Boja dan Kecamatan Limbangan;
Kabupaten Demak di perbatasan antara Kecamatan Demak dan Kecamatan Wonosalam;
Kabupaten Semarang di Kecamatan Ungaran Barat; Kota Semarang di Kecamatan Banyumanik;
dan Kabupaten Grobogan di Kecamatan Purwodadi.

Published
2021-06-11
Section
Articles