FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KB DI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
Abstract
Pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas dilandasai oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan keluarga sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat partisipasi Pasangan Usia Subur dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kecamatan Bergas dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap partisipasi Pasangan Usia Subur dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kecamatan Bergas. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif, teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, distribusi frekuensi, dan uji korelasi kontijensi. Faktor usia pernikahan terbukti memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi PUS di Desa Wujil dengan nilai koefisien phi 0,44, Desa Gebugan dengan nilai koefisien phi 0,55, Desa Bergas Kidul dengan nilai koefisien phi 0,40, dan Desa Wringinputih 0,48. Mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi maka nilai koefisien korelasi faktor usia pernikahan pada seluruh desa sampel termasuk dalam kriteria hubungan sedang, artinya usia terdapat hubungan antara faktor usia pernikahan dengan partisipasi PUS di 4 desa sampel.
Â
Implementation of quality family planning services based on the Act No. 10 of 1992 on the development of a prosperous family Population and Development. This study aims to determine the distribution of the level of participation in the implementation of Eligible Couple family planning program in the District Bergas and to determine what factors are contributing to the couple's participation in the implementation of the program Eligible Family Planning in Sub Bergas. This research method is descriptive-quantitative, analytical techniques used are descriptive analysis, frequency distribution, and correlation test contingency. Marriage age factor proved to have a relationship with the level of participation in the Village EFA Wujil the phi coefficient value of 0.44, the Village Gebugan the phi coefficient value of 0.55, the Village Bergas Kidul with phi coefficient value of 0.40, and 0.48 Wringinputih village. Referring to the interpretation of the guidelines, the correlation coefficient correlation coefficient marriage age factor in all sample villages included in the criteria for moderate relationship, meaning that there is a relationship between the age of marriage at the age factor EFA participation in 4 villages.