Penerapan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas
Abstract
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) telah dilaksanakan mulai tahun 2016. Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2017 menduduki peringkat terendah ketiga se-Indonesia dengan persentase (0,02%) keluarga terdata. Capaian PISPK Kota Yogyakarta tahun 2018 di Puskesmas Ngampilan sebesar (1,8%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan informan menggunakan purposive sampling. Informan penelitian ini yaitu 5 informan utama dan 4 informan triangulasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PISPK di Puskesmas Ngampilan masih dalam pendataan keluarga di satu kelurahan. Cakupan PISPK sebesar 70,86% keluarga pra sehat belum mewakili keseluruhan dengan IKS 0,22 termasuk kategori tidak sehat. Berdasarkan hasil evaluasi context dan process penerapan PISPK sudah sesuai dalam Permenkes Nomor 39 tahun 2016, sedangkan hasil evaluasi input dan product belum sesuai dengan perencanaan. Saran sebaiknya puskesmas menentukan batasan waktu pelaksanaan agar sesuai dengan target.
Abstract
The Indonesian health program with a family approach (PIS-PK) has been implemented from 2016. In 2017, Special region of Yogyakarta ranked on the third lowest in Indonesia with (0.02%) family data. In 2018, the achievement of PIS-PK Yogyakarta in Puskesmas Ngampilan (1.8%). The purpose of this research is to evaluate the implementation of the healthy Indonesian Program with the family approach as an effort to increase the degree of public health in area of Puskesmas Ngampilan Yogyakarta. This is a qualitative research with descriptive approach. This research use purposive sampling for informan collection technique. The informan this consist of 5 main informan and 4 triangulation informan. The instruments used are semi-structured interview guidelines. The results showed that the application of PIS-PK in the Puskesmas Ngampilan is still in the collection of family in one village. The coverage of PIS-PK is 70.86% of the pre-healthy family has not represented the whole with the IKS 0.22 including the unhealthy category. Based on the results of context and process evaluation the implementation of PIS-PK is appropriate in Permenkes number 39 year 2016, while the results of input and product evaluation have not been in accordance with the planning. It will be better if the puskesmas should determine the execution time on order to match the target.