Abstract

Indonesia merupakan salah satu penghasil buah jeruk yang meningkat setiap tahun. Buah jeruk menghasilkan 44% kulit sebagai limbah setelah dimanfaatkan buahnya. Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat nanogel ekstrak kulit jeruk yang dimodifikasi dengan kitosan-alginat (rasio massa kitosan/alginat adalah 2:1; 2,5:1, 3:1). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rasio massa kitosan-alginat terhadap nanogel ekstrak kulit jeruk siam. Karakteristik nanogel khususnya ukurannya, zeta potensialnya, serta aktivitasnya sebagai antibakteri S. aureus dipelajari. Proses ekstraksi kulit jeruk siam dilakukan menggunakan metode distilasi uap. Hasil uji GC-MS menunjukkan limonen menjadi senyawa utama yang dihasilkan (95,48%), dengan rendemen minyak 0,68%. Analisa ukuran nanogel dikonfirmasi dengan PSA dan mendapatkan hasil sesuai urutan rasio massa kitosan/alginat secara berurutan sebesar 601,3 nm; 242,8 nm; 1967,1 nm. Zeta potensial diambil dari nanogel yang ukurannya paling kecil (242,8 nm) dengan hasil -6,6 mV. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pada sampel minyak atsiri kulit jeruk siam dengan terbentuknya zona hambat di sekitar sampel pengujian dengan rentang diameter berada antara 18 mm–20 mm (dalam kategori kuat), sedangkan hasil pengujian pada ketiga sampel nanogel tidak terbentuk zona hambat yang menandakan bahwa sampel tersebut dalam kategori lemah/tidak memiliki aktivitas sebagai antibakteri.