Abstract

Penggunaan bahan bakar fosil terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Akibatnya bahan bakar fosil semakin berkurang. Di sisi lain, pabrik gula menghasilkan limbah bagas yang berdampak negatif dan belum banyak dimanfaatkan. Bagas bisa dimanfaatkan untuk membuat bioetanol. Bagas mengandung selulosa yang bisa dihidrolisis menjadi glukosa dan difermentasi menjadi etanol. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa yang dihasilkan dengan metode hidrolisis asam, untuk mengetahui pengaruh dosis ragi dan waktu fermentasi terhadap etanol yang dihasilkan. Hidrolisis dengan menggunakan katalis asam lebih mudah dan murah dibandingkan dengan enzim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa untuk katalis asam sulfat 0,091 ppm dan katalis asam klorida 0,135 ppm, dosis ragi paling baik 75 gram dan waktu fermentasi paling baik 168 jam. Hasil uji GC-MS kadar etanol paling baik 85,22% yaitu pada variasi ragi 75 gram.