Konseling Traumatik Dengan CBT: Pendekatan dalam Mereduksi Trauma Masyarakat Pasca Bencana Tsunami di Selat Sunda

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Elfi Rimayati

Abstract

Indonesia termasuk salah satu negara yang potensial bencana alam termasuk tsunami. Secara geografis indonesia berada di wilayah patahan gempa, dan banyak gunung berapi yang kondisinya masih aktif. secara historis sejak tahun 1968- 2006 telah terjadi 7 kali gempa yang diikuti tsunami.  Di penghujung tahun 2018, bencana tsunami terjadi Selat Sunda. Ada dua daerah yakni Banten dan Lampung yang menjadi korban tsunami. Dampak psikologis yang terjadi akibat tsunami adalah trauma. Permasalahan trauma di masyarakat seringkali menjadi disfungsi psikologis yang sangat mengganggu. Oleh karena itu dibutuhkan upaya bantuan yang fokus pada penyelesaian masalah trauma. Konseling traumatik menjadi salah satu alternatif dalam membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. Konseling traumatik fokus pada mengembalikan kondisi trauma masyarakat ke kondisi psikologis yang sehat. Adapun Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dipilih karena CBT merupakan teknik konseling yang menggabungkan terapi kognitif dan terapi prilaku. Terapi kognitif penting diberikan kepada korban, karena orang yang menjadi korban seringkali memiliki pemikiran yang tidak rasional, kehilangan harapan, serta sulit terhubung dengan dunia nyata. Oleh karena itu mereka mengalami gangguan perilaku seperti murung, sulit berkomunikasi secara sehat, prilaku pasif tidak mau bangkit dari keterpurukan dan sebagainya. Terapi behavioral menjadi bagian penting yang tak terpisahkan. Melalui konseling traumatic dengan CBT dapat mereduksi trauma masyarakat akibat tsunami di Selat Sunda.


Indonesia is one of the countries with potential natural disasters including tsunamis. Geographically Indonesia is in an earthquake fault area, and many volcanoes are in active condition. Historically since 1968- 2006 there have been 7 earthquakes followed by tsunamis. At the end of 2018, the tsunami disaster occurred in the Sunda Strait. There are two regions, Banten and Lampung, which were victims of the tsunami. The psychological impact of the tsunami is trauma. The problem of trauma in the community is often a very disturbing psychological dysfunction. Therefore, a real effort is needed to focus on solving trauma problems. Traumatic counseling is one alternative in helping to solve these problems. Traumatic counseling focuses on returning the community's trauma to a healthy psychological condition. The CBT was chosen because CBT is a counseling technique that combines cognitive therapy and behavioral therapy. Cognitive therapy is important given to victims, because people who are victims often have irrational thoughts, lose hope, and are difficult to connect with the real world.Therefore they suffer from behavioral disorders such as moodiness, difficulty communicating in a healthy manner, passive behavior, and do not want to rise from adversity. Behavioral therapy is an important part that is inseparable. Through traumatic counseling with CBT can reduce community trauma due to the tsunami in the Sunda Strait.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Rimayati, E. (2019). Konseling Traumatik Dengan CBT: Pendekatan dalam Mereduksi Trauma Masyarakat Pasca Bencana Tsunami di Selat Sunda. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 8(1), 55-61. https://doi.org/10.15294/ijgc.v8i1.28273

References

Asrori, Adib. (2015). Terapi Kognitif Prilaku Untuk Mengatasi Gangguan Kesemasan Sosial. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, (online), 03, (01): 91,

Froggatt, Wayne. (2009). A Brief Introduction to Cognitive-behaviour Therapy, page: 4-5 (http://www.rational.org.nz/prof-docs/Intro-CBT.pdf) diakses tanggal 12 Januari 2019.

Mutmainnah. (2013). Penerapan Konseling Traumatik Untuk Mengurangi Sindrom Pasca Trauma Korban bencana Lumpur Lapindo Pada Siswa Kelas VIII A SMP Tri Bakti Tanggulangin Sidoarjo. Jurnal BK UNESA, (online), 3 (1), 309. (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id) , diakses pada 10 Januari 2019

Nani, Nurrohman. (2007). Pemulihan Trama: Panduan Praktis Pemulihan Trauma Akibat Bencana Alam. LPSP3. UI Jakarta. Hal.4-5.

Nirwana, Herman. (2012). Konseling Trauma Pasca Bencana. Jurnal Ta”dib (online), 15 (2): 125.

Pratama, Nanda, Aswab. (2018). Tujuh Tsunami yang Pernah Melanda Indonesia, (https://regional.kompas.com/read/2018/09/29/18474791/tujuh-tsunami-yang-pernah-melanda-indonesia). Diakses tanggal 12 Januari 2019

Priscilla Dass-Brailsford, (2007). A Practical Approach to Trauma Empowering Interventions. Georgetown University, USA, SAGE Publication, Inc USA (online). 92.

Pusat Konseling Trauma, UMM Malang. (2018). Pengertian Konseling Trauma,. (http://pkt.umm.ac.id/id/pages/artikel). diakses pada 17 Januari 2019.

Rusmana, Nandang, dkk. (2012). Mereduksi Trauma Tsunami Melalui Cognitif Behavior Therapy. Prosiding International Seminar&Workshop, (online), 1 (1): 10-12

Yusuf, Umar, Setianto, R Luki. (2013). Efektifitas Cognitive Behavior Therapy Terhadap Penurunan Derajat Stress. Jurnal Mimbar. (online). 29 (2): 177.