Hubungan antara Mindfulness dan Dispositional Forgiveness pada Remaja dengan Orang Tua Bercerai

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Theresia Indira Shanti
Bianca Vanessa Susanto

Abstract

Perceraian adalah pemutusan hubungan pernikahan secara legal. Dampak dari perceraian bukan hanya dirasakan oleh suami dan istri, namun juga oleh anak dari keluarga itu termasuk mereka yang sedang dalam tahap perkembangan remaja. Remaja membutuhkan dispositional forgiveness untuk dapat mengurangi resiko akibat perasaan negatif yang dirasakan. Pada konteks ini dispositional forgiveness pada remaja dikaitkan dengan sikap mindfulness remaja mengenai kondisi keluarga setelah perceraian orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness dan dispositional forgiveness pada remaja dengan orang tua bercerai. Partisipan penelitian ini adalah 54 remaja berusia 15-21 tahun yang mengalami perceraian orang tua dalam rentang usia 12-21 tahun. Teknik sampling yang digunakan untuk mencari partisipan adalah convenience sampling. Alat ukur 15-items Five Facets of Mindfulness dan Heartland Forgiveness Scale digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Uji korelasi dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kedua alat ukur ini. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara mindfulness dan dispositional forgiveness pada remaja dengan orang tua bercerai. Mindfulness dapat membantu individu untuk mengidentifikasi dan menerima perasaan serta pikirannya sehingga membantu terjadinya dispositional forgiveness dalam individu. Peneliti menjabarkan beberapa saran yang penting untuk dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.


Divorce is the legal dissolution of a marital relationship. Divorce does not only affect both husband and wife, but also the children, including those who’s going through adolescence. In order to decrease the detrimental effect caused by the negative feelings towards their parents’ divorce, adolescents need to have dispositional forgiveness. In this context, dispositional forgiveness in adolescent can be related to mindfulness about their family condition after the divorce. The purpose of this study is to see whether there is a significant relationship between mindfulness and dispositional forgiveness among adolescents of divorced parents. The participants of this study were 54 middle and late adolescents that went through parental divorcement in the age of 12-21. The participants were obtained by convenience sampling technique. Fifteen items Five Facets of Mindfulness and Heartland Forgiveness Scale were used to answer the purpose of this study.  A correlational test was performed to analyze data. Correlation test results show that there is a significant relationship between mindfulness and dispositional forgiveness among adolescents of divorced parents. Mindfulness can help adolescents identify and accept their feelings and thoughts, which can lead into dispositional forgiveness in adolescents. Researcher outlined some important suggestions to be considered for future research.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Shanti, T., & Susanto, B. (2020). Hubungan antara Mindfulness dan Dispositional Forgiveness pada Remaja dengan Orang Tua Bercerai. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 9(1), 30-40. https://doi.org/10.15294/ijgc.v9i1.37534

References

Aziz, M. (2015). Perilaku sosial anak remaja korban broken home dalam berbagai perspektif (suatu penelitian di SMPN 18 Kota Banda Aceh). Jurnal Al-Ijtimaiyyah, 1(1).

Azra, F. N. (2017). Forgiveness dan subjective well being dewasa awal atas perceraian orang tua pada masa remaja. Psikoborneo. 5(3), 529-540.

Badan Pusat Statistik. (2017). Jumlah Perceraian di Indonesia, 2014-2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Baer, R. A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). Using self-report assessment methods to explore facets of mindfulness. Assessment, 13(1), 27-45.

Baer, R. A., Smith, G. T., Lykins, E., Button, D., Krietemeyer, J., Sauer, S., Walsh, E., Duggan, D., & Williams, J. M. G. (2008). Construct validity of the Five Facet Mindfulness Questionnaire in meditating and nonmeditating samples. Assessment, 15, 329–342.

Broderick, P. C., & Frank, J. L. (2014). Learning to BREATHE: An intervention to foster mindfulness in adolescence. New Directions for Youth Development, 2014(142), 31-44.

Christensen, K. J. (2010). Early Adolescents' Forgiveness of Parents: An Analysis of Determinants. (Disertasi, Brigham Young University).

Creswell, J. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative Research (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Davidson, R. J. (2010). Empirical explorations of mindfulness: Conceptual and methodological conundrums. Emotion, 10(1), 8–11.

Enright, R. D. (1991). The moral development of forgiveness. Handbook of moral behavior and development, 1, 123-152.

Esmaeili, N. S., & Yaacob, S. N. (2011). Post-divorce parental conflict and adolescents' delinquency in divorced families. Asian Culture and History, 3(2), 34.

Gambrel, L. E., & Keeling, M. L. (2010). Relational aspects of mindfulness: Implications for the practice of marriage and family therapy. Contemporary Family Therapy, 32(4), 412-426.

Gravetter, F. J., & Forzano, L.A. B. (2009). Research methods for the behavioral Sciences (3rd ed.). United States: Wadsworth Cenage Learning.

Gravetter, F. J., & Wallnau, L. B. (2013). Statistics for the behavioral sciences. Belmont, CA: Engage Learning.

Hartman, L. R., Magalhães, L., & Mandich, A. (2011). What does parental divorce or marital separation mean for adolescents? A scoping review of North American literature. Journal of Divorce & Remarriage, 52(7), 490-518.

Hashmi, S. A. B. A. (2013). Adolescence: An age of storm and stress. Review of Arts and Humanities, 2(1).

Hikmah, S. (2015). Mengobati luka anak korban perceraian melalui pemaafan. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 10(2), 229-246.

Johns, K. N., Allen, E. S., & Gordon, K. C. (2015). The relationship between mindfulness and forgiveness of infidelity. Mindfulness, 6(6), 1462-1471.

Khairat, M., & Adiyanti, M. G. (2015). Self-esteem dan prestasi akademik sebagai prediktor subjective well-being remaja awal. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 1(3).

Mary, E. M., & Patra, S. (2015). Relationship between forgiveness, gratitude and resilience among the adolescents. Indian Journal of Positive Psychology, 6(1), 63.

McCullough, M. E., Worthington Jr, E. L., & Rachal, K. C. (1997). Interpersonal forgiving in close relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 73(2), 321.

McCullough, M. E., Hoyt, W. T., & Rachal, K. C. (2000). What we know (and need to know) about assessing forgiveness constructs. Forgiveness: Theory, Research, and Practice, 65-88.

Nunnally, J., & Bernstein, I. (1994). Psychometric theory. New York: McGraw-Hill; 1994.

Purwanti, D., Ropi, H., & Widianti, E. (2013). Gambaran respon beduka pada anak remaja dengan orang tua bercerai di SMP Negeri 1 Jatinangor Kabupaten Sumedang. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(2).

Sabili, Z. (2016). Hubungan Forgiveness dan Psychological Well Being Pada Perempuan dari Kelompok Minoritas Seksual. (Skripsi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia).

Sadiq, R., & Mehnaz, S. (2017). A comparative analysis of forgiveness among adolescents, adults and older people. The International Journal of Indian Psychology. Vol (5), 24-34

Safitri, A. M. (2017). Proses dan faktor yang memengaruhi perilaku memaafkan pada remaja broken home. Psikoborneo. 5 (1), 152 – 161.

Siregar, C. (2012). Menyembuhkan luka batin dengan memaafkan. Humaniora 3(2), 581-592.

Suryadinata, E. (2016). Proses komunikasi interpersonal antara orang tua tunggal (ibu) dengan anak dalam mempertahankan intimacy. Jurnal E-Komunikasi, 4(2).

Thompson, L. Y., Snyder, C. R., Hoffman, L., Michael, S. T., Rasmussen, H. N., Billings, L. S., & Roberts, D. E. (2005). Dispositional forgiveness of self, others, and situations. Journal of personality, 73(2), 313-360.

Tomcikova, Z., Geckova, A. M., Reijneveld, S. A., & van Dijk, J. P. (2011). Parental divorce, adolescents’ feelings toward parents and drunkenness in adolescents. European addiction research, 17(3), 113-118.

Wulandari, O. (2017). Pemeliharaan hubungan antara orang tua yang bercerai dan anak (Studi kualitatif deskriptif komunikasi antarpribadi atara orang tua yang memiliki hak asuh dengan anaknya). Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, 8(1), 3-18.