Abstract

Manusia sebagai makhluk sosial hidup bermasyarakat dan beranekaragam seperti keanekaragaman agama. Salah satu persebaran agama Hindu adalah Dukuh Jomblang, di mana jumlah pemeluk agama Hindu lebih sedikit dari agama Islam sehingga beberapa kebudayaan masyarakat Hindu dalam interaksinya menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar. Interaksi mengaharuskan masyarakat Hindu melakukan adaptasi agar kebudayaannya dapat diterima dan menjadi kearifan lokal Desa Dukuhringin. Tujuan penelitian ini mengkaji tentang (1) pola interaksi yang terjadi antara masyarakat Hindu dan Islam, dan (2) pola adaptasi yang terjadi antara masyarakat Hindu dan Islam dalam mempertahankan kebudayaannya sehingga terbentuk kearifan lokal di Dukuh Jomblang Desa Dukuhringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal.Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) pola interaksi yang terbentuk adalah kerjasama, akomodasi dan persaingan berdasarkan sikap saling menghargai dan toleransi yang tinggi setelah sikap kepemimpinan parisade Hindu Dharma Indonesia tegas, (2) pola adaptasi dihasilkan dari perubahan sikap dan perilaku masyarakat Hindu adalah modifikasi kultural seperti dalam bidang antar umat beragama terbentuknya forum Silaturahmi Indonesia, adanya acara Dharma Santi, adanya paguyuban pada bidang perdagangan, dan bidang pendidikan diadakan kejar paket B dan sekolah pasraman yang menjadi kearifan lokal Desa Dukuhringin.


Humans as social beings living in a society and diverse. One of the areas where people are Hindus in Dukuh Jomblang. However, Hindus less than Muslims so that the interaction there was the custom of the Hindu community which ridiculed by the local community. The Hindu community must interaction adapts in culture can be accepted and become local wisdom of the village Dukuhringin. The purpose of this study are (1) patterns of interaction between Hindu and Muslim communities, and (2) pattern of adaptation that occurs between the Hindu and Muslim communities in maintaining their culture of local wisdom in the Village Dukuh Jomblang of Dukuhringin in district Slawi of Tegal regency. This study used a qualitative approach with a phenomenological method. Techniques of data retrieval is done with interviews, observation and documentation. The results showed (1) pattern interaction formed is cooperation, accommodation and competition seen with the mutual respect and tolerance were high after the attitude of the leadership of parisade Hindu Dharma Indonesia firm, (2) the adaptation pattern resulting from a change in attitude and behavior of the Hindu community seen from the field of inter-religious Forum Silaturahmi Indonesia, the Dharma Santi, the community in the areas of trade and education held packet B and Pasraman school to be local wisdom in Dukuhringin Village.