Abstract

Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan. Di sekolah selain mendapat pendidikan akademik siswa juga dididik untuk berperilaku yang baik sesuai tata tertib sekolah dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Namun ternyata masih ada siswa yang berperilaku menyimpang seperti berkelahi dan pacaran yang melebihi batas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk perilaku menyimpang remaja SMP di Kota Pekalongan, faktor penyebab siswa berperilaku menyimpang serta peran guru IPS dan PKn dalam upaya pencegahan dan penanggulangan perilaku menyimpang siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan meneliti perilaku siswa di SMPN 4, 5, 7, 8, 10 dan 15 Pekalongan. Data diperoleh dari informan yaitu petugas Polres Pekalongan Kota, guru, siswa dan orang tua siswa. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis domain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perilaku menyimpang yang dilakukan siswa SMP di Kota Pekalongan berupa tindak kekerasan/perkelahian dan pacaran melebihi batas. Perilaku menyimpang tersebut disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa gangguan cara berpikir, gangguan emosional, dan keimanan/religiusitas yang kurang. Sedangkan faktor eksternal berupa keluarga yang tidak utuh, pendidikan yang salah dalam keluarga, lingkungan pergaulan, rasa setia kawan siswa dan adanya kesepakatan siswa dalam satu kelas yang bersifat negatif. Peran guru IPS dan PKn dalam upaya pencegahan dan penanggulangan perilaku menyimpang siswa adalah memberikan pengarahan dan nasihat melalui pembelajaran di dalam kelas dan menjadi sahabat siswa di luar kelas yang dapat memberi masukan bagi siswa untuk menyelesaikan masalahnya. Saran yang diberikan dari penelitian ini yaitu agar pembinaan terhadap siswa dilakukan secara intensif baik dari sekolah, orang tua, Komite Sekolah, maupun oleh pakar ahli dari Pemerintah Daerah (Kepolisian, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Badan Narkotika Nasional, dan lain-lain).

The school is one of the educational environment. In schools besides getting academic education of students also are taught to behave properly in accordance school rules and norms in society. But there are still a student misbehaves like fighting and going over the limit. The purpose of this study was to analyze the form of deviant behavior in adolescents junior Pekalongan, causes the student misbehaves and the role of social studies teachers and Civics in preventing and addressing student misconduct. This study used a qualitative approach by examining the behavior of student in SMPN 4, 5, 7, 8, 10 and 15 Pekalongan. Data obtained from informants namely Kota Pekalongan district police officers, teachers,students and parents. Data were collected by observation, interview and documentation study. Analyzed using domain analysis. The results showed that there was misconduct committed by junior high school students in Pekalongan form of violence/fighting and dating that exceed the limit. The deviant behavior is caused by internal factors and external factors. Internal factors such as disruption way of thinking, emotional disturbances, and faith/religiosity lacking. While external factors such as non-intact families, education is wrong in the family, milieu, sense of solidarity of students and their students in a class agreement that is negative. IPS and Civics teacher’s role in preventing and addressing student misconduct is to provide guidance advice through learning activities in the classroom and be a friend of the students outside the classroom to provide input for the student to resolve the problem. The advice given from this research that in order to provide guidance to students intensively both from schools, parents, the School Committe, as well as by expert of experts from the Local Goverment (Police, Department of Education, Department of Health, the National Narcotics Agency, and others).