PENGEMBANGAN INDIKATOR SEKOLAH TANGGUH DBD

  • Rengganis Prisklatiwi Universitas Negeri Semarang
  • Rudatin Windraswara Universitas Negeri Semarang
  • Irwan Budiono Universitas Negeri Semarang

Abstract

Latar belakang : Puskesmas Rowosari adalah puskesmas dengan IR DBD tertinggi di Kecamatan Tembalang. Penderita DBD pada tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan dan sebagian besar terjadi pada anak sekolah. Berdasarkan data pemantauan jentik, ditemukan 8 sekolah positif jentik di bak mandi, ember, dan penampung limbah kulkas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rancangan indikator Sekolah Tangguh DBD.

Metode : Metode Research and Development pendekatan deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah lembar checklist, lembar validasi, lembar angket dan pedoman wawancara. Analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis kualitatif. 

Hasil: Indikator telah divalidasi oleh ahli dengan rata-rata penilaian 82,58 % yang artinya telah teruji dan dapat dilanjutkan. Uji coba skala kecil dilakukan pada 2 sekolah dasar dengan rata-rata 90,62 % yang artinya layak digunakan sebagai instrumen penilaian Sekolah Tangguh DBD. Hasil menunjukkan dari 15 sekolah dasar rata-rata penilaian Sekolah Tangguh DBD sebesar 72,53 % (kategori rawan risiko rendah DBD). Temuan untuk masing- masing indikator yaitu sarana dan prasarana 73%, praktik PSN 54%, keberadaan jumantik 70,67 %, kebijakan sekolah 82%, dan dukungan operasional 78,33%.

Simpulan : Rancangan indikator Sekolah Tangguh DBD dalam penelitian ini meliputi sarana dan prasarana, praktik PSN, keberadaan jumantik, kebijakan sekolah dan dukungan operasional .

Published
2018-09-19
Section
Articles