Migrasi Tiga Gelombang: Jejak Wong Cilik Klaten Di Singapura Tahun 1920-1980

  • Muhammad Farhan Fernandi Student
  • R Soeharso

Abstract

Singapura merupakan negara pulau yang dikategorikan sebagai negara metropolitan dengan industri perdagangannya yang sangat maju di Asia Tenggara bahkan di tingkat dunia. Keberadaannya yang diakui dunia tidak terlepas dari penduduknya yang memainkan peran dalam perkembangan Singapura. Seluruh penduduk Singapura dari masa lalu hingga kini dapat dikatakan bukan penduduk asli karena Singapura saat itu hanya sebuah kecil yang dihuni oleh beberapa nelayan dan bajak laut yang menghuni wilayah tersebut. Dalam perkembangannya, pulau ini dibeli oleh Thomas Stanford Raffles dari Kesultanan Johor yang menjadi titik awal modernisasi di Singapura yang membuat para pendatang ramai-ramai mendatangi Singapura untuk memnuhi kebutuhan ekonominya hingga memutuskan menetap di pulau ini. Hal ini juga dilakukan oleh penduduk Klaten Klaten yang juga melakukan migrasi ke Singapura sudah sejak dekade ketiga abad 20. Kemudian juga disusul pada gelombang berikutnya ketika penduduk Klaten melakukan migrasi pada masa penjajahan Jepang ketika Jepang mengirimkan romusha ke berbagai wilayah. Para migran yang sudah melakukan migrasi tersebut pada akhirnya memutuskan untuk menetap di Singapura dan tidak kembali ke Indonesia. Pemerintah Singapura menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan penduduk yang heterogen dengan berbagai rasnya ke dalam satu perumahan publik yang membuat mereka saling hidup rukun dalam identitas Singapura.

Published
2021-08-06