Analisis Spasial Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Demografi dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Anisa Yulia Nafsi
Sri Ratna Rahayu

Abstract

Jumlah kasus baru tuberkulosis BTA Positif di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tertinggi di Kota Semarang tahun 2018 yaitu sebanyak 46 kasus (IR = 12/10.000 penduduk). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kejadian TB Paru secara spasial ditinjau dari faktor demografi (usia, jenis kelamin, kepadatan penduduk dan kepadatan rumah) dan tingkat kesejahteraan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tahun 2018. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis spasial. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa sebanyak 65,22% dari total kasus berjenis kelamin laki-laki. Kasus lebih banyak terjadi pada usia produktif sebanyak 86,96%. Terdapat 69,6% kasus yang ditemukan pada daerah dengan kepadatan penduduk rendah dan 30,4% kasus ditemukan pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, 100% kasus berada pada daerah dengan kepadatan rumah yang tinggi. Tingkat Keluarga Prasejahtera tertinggi berada di Kelurahan Dadapsari sebanyak 25,89%. Kesimpulan penelitian ini yaitu kasus TB Paru lebih banyak ditemukan pada usia produktif, daerah dengan kepadatan penduduk rendah, dan kepadatan rumah tinggi.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Nafsi, A., & Rahayu, S. (2020). Analisis Spasial Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Demografi dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1). https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i1.41419