DANGDUT KOPLO: SELERA LOKAL MENJADI SELERA NASIONAL

Main Article Content

Michael H.B. Raditya

Abstract

Dangdut Koplo merupakan sebuah kesenian yang berasal dari masyarakat dengan geo-kultur tertentu, yakni Pantura dan Jawa Timur. Namun demikian, dangdut koplo tetap merupakan bagian dari genre musik dangdut secara umum. Perkembangan dangdut koplo semakin terejwantahkan jika bertolak dari konstelasi yang terjadi belakangan. Hal ini turut terejawantahkan dengan masifnya genre ini di televisi. Namun di awal perkembangannya, genre ini tidak terlalu mulus, terlebih ketika Inul Daratista naik kelas dari panggung hajatan ke panggung televisi. Hal ini turut merubah kiblat dangdut ala Rhoma menjadi dangdut koplo. Naiknya intensitas atensi masyarakat akan dangdut koplo telah menjadi lonjakan besar bagi masyarakat pelakunya. Dangdut koplo seakan menjadi selera bersama, selera lokal yang menasional. Namun yang menjadi persoalan adalah eksploitasi dangdut koplo mulai tidak wajar. Singkat kata, artikel ini akan menilik kembali persoalan selera dan estetika lokal yang menasional. Proses analisis yang didapat bahwa estetika dangdut koplo turut dikonstruksi kembali oleh televisi

 

 

Article Details

How to Cite
H.B. Raditya, M. (2013). DANGDUT KOPLO: SELERA LOKAL MENJADI SELERA NASIONAL. Jurnal Seni Musik, 2(2). https://doi.org/10.15294/jsm.v2i2.9491
Section
Articles

References

A. Lockard, Craig. 1998. Dance of Life, Popular Music and Politics in Southeast Asia. Honolulu: University of Hawai’I Press.

Budi Suseno, Dharmo. 2005. Dangdut Musik Rakyat. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Kapferer, Bruce dan Hobart, Angela. 2005. Aesthetic In Performance. New York: Berghagn Books

Hauskeller, Michael. 2015. Seni, Apa itu? Yogyakarta: Kanisius
Koentjaraningrat, 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
N. Weintraub, Andrew. 2010. Dangdut Stories , A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music. New York: Oxford University Press, inc.

Raditya, Michael H.B. 2013. “Esensi Senggakan pada Dangdut Koplo Sebagai Identitas Musikal”. Tesis pada Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascarajana Universitas Gadjah Mada.

Simatupang, G.R. Lono Lastoro. 1996. “The Development of Dangdut and Its Meanings: A Study of Popular Music in Indonesia”. Tesis pada Departement of Anthropology and Sociology Monash University.

Sumardjo, Jakob. 2010. Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.

Adi Sam, T. (2011). PERMAINAN ANAK YANG MENGGUNAKAN NYANYIAN (Kajian Wilayah: Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi). Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 10(2). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v10i2.57

WIDODO, -. LELAGON DOLANAN ANAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, [S.l.], v. 10, n. 2, Apr. 2011. ISSN 2355-3820. Available at: . doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v10i2.62.

Aesijah, S. (2011). MUSIK DANGDUT: SUATU KAJIAN BENTUK MUSIK. Harmonia: Journal Of Arts Research And Education, 10(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v10i1.50

WADIYO, -. Musik Dangdut di Kalangan Remaja Kota Semarang (Dangdut Music of Adolescent Society in Semarsmg City). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, [S.l.], v. 5, n. 3, Jul. 2011. ISSN 2355-3820. Available at: . doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v5i3.819.

Wawancara.
1. Benny. Pada tanggal 4 Januari 2013.
2. Hendi. Pada t