Abstract

Kesenian Jaran Jenggo merupakan kesenian arak-arakan pengantin khitanan dengan menggunakan kuda atau jaran yang diiringi musik jedor. Kesenian Jaran Jenggo mulai mengembangkan diri dari generasi ke-6 hingga kini memasuki generasi ke-7 akibat perubahan sosial yang terjadi karena tuntutan aspek pola pikir modern, pendidikan, dan ekonomi. Menjadikan Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo membuat inovasi bentuk kesenian agar tidak monoton. Perubahan inilah yang memotivasi Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo mengembangkan bentuknya. Tujuan penelitian untuk mengetahui perkembangan bentuk Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo dari generasi ke-6 sampai generasi ke-7. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan Sosiologi Seni untuk mengkaji pengaruh perkembangan masyarakat kepada seniman dalam menciptakan bentuk Kesenian Jaran Jenggo agarĀ  terlihat lebih menarik. Perubahan sosial, membuat Kesenian Jaran Jenggo akhirnya mulai bangkit dengan inovasi bentuk seperti gerak, iringan, kostum dan rias, bahkan penambahan tahapan yaitu berupa tahap pamitan yang diawali pada Generasi ke-6 hingga menjadi bentuk baru dan dilanjutkan serta dikembangkan kembali hingga saat ini memasuki Generasi ke-7. Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo telah menemukan tingkat pemikiran yang cukup matang dalam menghadapi tantangan perubahan, dengan adanya perkembangan membuat Kesenian Jaran Jenggo tetap harus selalu meningkatkan mutu dan kualitas bentuk kesenian yang mereka miliki