Abstract

Menurut data World Economic Forum (2020), tingkat kesetaraan gender di Indonesia masih rendah yaitu peringkat 85 dari 153 negara. Indonesia sesungguhnya memiliki kebudayaan yang secara simbolik menempatkan laki-laki dan perempuan secara setara, yaitu budaya lintas gender. Salah satunya yaitu Tari Lengger Lanang Banyumas (TLLB). TLLB merupakan kesenian lintas gender asal Banyumas Jawa Tengah yang memiliki nilai filosofis yang relevan untuk menjawab isu ketimpangan gender di Indonesia. Namun, saat ini para penari justru mendapatkan perlakuan yang kurang pantas dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini, yaitu mengeksplorasi nilai filosofis TLLB, merelevansikan nilai filosofis dalam konteks ketimpangan gender, serta mengeksplorasi dinamika TLLB di tengah perubahan masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu bahwa nilai-nilai filosofis dalam TLLB mengemukakan pandangan mengenai konsepsi nilai universal yang meliputi relasi hidup manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Nilai-nilai dalam TLLB ternyata dapat direlevansikan dalam konteks ketidaksetaraan gender di Indonesia, diantaranya nilai keseimbangan; keterbukaan dan fleksibilitas; ketuhanan; serta kebersamaan. TLLB mengalami hambatan dalam mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat. Akan tetapi, mereka memiliki resiliensi, ekspresi berbagai bentuk adaptasi.