Abstract

Pecking Order Theory berdasarkan asumsi asimetris informasi, perusahaan akan menggunakan pendanaaan eksternal berupa utang yang memiliki risiko rendah dibandingkan dengan penerbitan sekuritas saham. Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengujian pecking order theory telah banyak dilakukan, namun hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara satu penelitan dengan penelitian yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan pecking order pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.  Penelitian ini menggunakan data panel. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Sampel digunakan sebanyak 35 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan estimasi model data panel, analisis regresi dengan pendekatan Fixed Effect Model dan pengujian hipotesis. Hasil regresi menunjukkan defisit pendanaan berpengaruh positif dan sifnifikan terhadap penerbitan utang. Namun, Perusahaan hanya mengambil keputusan pendanaan melalui utang sebesar 45.5%. Simpulan dari penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur menerapkan pecking order theory dalam kebijakan struktur modal mereka. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah: Bagi Investor penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pengambilan keputusan investasi yang tepat. Bagi kreditor dapat menganilisis kemampuan membayar perusahaan atas utang yang diajukan kepada kreditor. Bagi perusahaan Manufaktur perlu mempertimbangkan risiko yang terjadi karena adanya penambahan utang dalam struktur modal mereka.