TRADISI GAPURA MASJID WALI DI DESA LORAM KUDUS

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Arjuna Jun Avithariyhana Angesti

Abstract

Salah satu cerita rakyat yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP adalah cerita rakyat KyaiSingoprono. Cerita rakyat Kyai Singoprono dijadikan sebagai bahan ajar karena tokoh tersebut sangat kontroversial serta jalanceritanya yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimanakah struktur fungsi pelaku dan motif pelaku ceritarakyat Kyai Singoprono? dan 2) bagaimana hasil rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandung pendidikankarakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di sekolah menengah pertama? Berkaitan dengan permasalahan tersebut makapenelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan struktur fungsi pelaku dan motif pelaku cerita rakyat KyaiSingoprono serta mengembangkan bahan ajar sastra melalui model rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono yang mengandungpendidikan karakter sebagai bahan ajar membaca teks sastra di SMP.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan metode analisis struktural.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Kyai Singoprono yang mempunyai 4 versi cerita, diketemukanfungsi pelaku yang paling lengkap dari 31 fungsi pelaku yang ditawarkan Vladimir Propp. Versi tersebut adalah versi ketigayang mempunyai 26 fungsi pelaku serta 8 motif pelaku.Cerita rakyat Kyai Singoprono mengandung 17 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4)disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanahair, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) peduli lingkungan, (16) peduli sosial, dan(17) tanggung jawab.Hasil dari rekonstruksi cerita rakyat Kyai Singoprono diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar membaca tekssastra, tidak hanya pada aspek membaca, akan tetapi diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar pada semuaaspek dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMP.

 

One of folklore that can be used as teaching materials in junior high reading of literary texts is Kyai Singoprono folklore . Kyai folklore Singopronoused as teaching material for the highly controversial character and the story that contains the values of character education .Issues to be examined in this study were 1 ) how the structure and function of the perpetrator committed the arson Singoprono Kyai folklore ? and 2 )how the results of the reconstruction of folklore Kyai Singoprono containing character education as teaching materials to read literary texts insecondary schools ? The problems associated with the study aims to uncover and describe the structure and function of the perpetrator committed thearson Singoprono Kyai folklore and literature instructional materials developed through the model reconstruction folklore Kyai Singopronocontaining character education as teaching materials in junior high reading of literary texts .The approach used in this study is an objective approach to the structural analysis method .Results of this study indicate that in folklore Singoprono Kyai who have 4 versions of the story , the actors found the most complete functionality ofthe 31 perpetrators of the functions offered Vladimir Propp . The third version is the version that has 26 functions and 8 perpetrator committed thearson.Kyai Singoprono folklore contains 17 character education values , namely ( 1 ) religious , ( 2 ) fair , ( 3 ) tolerance , ( 4 ) discipline , ( 5 ) hard work ,( 6 ) creativity, ( 7 ) independent , ( 8 ) democratic , ( 9 ) curiosity , ( 10 ) the national spirit , ( 11 ) patriotism , ( 12 ) the achievements , ( 13 )friendly or communicative , ( 14 ) love peace , ( 15 ) care about the environment , ( 16 ) social care , and ( 17 ) responsibility .Results of reconstruction folklore Singoprono Kyai expected to be used as alternative materials to read literary texts , not only on aspects of reading ,but is expected to be used as an alternative instructional materials on all aspects of the Java language learning in junior high .

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Angesti, A. (1). TRADISI GAPURA MASJID WALI DI DESA LORAM KUDUS. Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa, 1(1). https://doi.org/10.15294/piwulang jawa.v1i1.2363

References

Bachtiar, Harsja W. 1983. “Pengamatan Sebagai Suatu Metode Penelitian” dalam Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta : Grafiti.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Bahasa Jawa SMP MTS Review 2008: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
---------------. 2006. Pedoman Pemilihan dan Menyusun Bahan Ajar. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Fokkema dan Elfrud Kunne. 1998. Teori Sastra Abad Kedua Puluh (diterjemahkan dari Theorie of Literature in the Twentieth Century oleh J. Praptadiharja dan Kepler). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gottschall, Jonathan. 2003. Patterns of Characterization in Folktales Across Geographic Regions and Levels of Cultural Complexity. Jurnal Internasional. New York: St. Lawrence University.
Hasyim, Nafron, Sumardi dan Rahmanto. 2001. Pedoman Penyusunan Bahan Penyuluhan Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Junus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan.
---------------. 1985. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah
Arjuna Jun Avithariyhana Angesti / Jurnal Piwulang Jawi 2 (1) 2013
8
Pertama. Direktorat Jendral Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Lunsford, Scott. 2011. The Ethos of Narrative: Rhetoric and 21st Century Sexualities. Jurnal Internasional. USA: The School of Writing, Rhetoric, and Technical Communication, James Madison University, Harrisonburg, VA.
Nissan, Ephraim. 2008. Nested Beliefs, Goals, Duties, and Agents Reasoning About their Own or Each Other’s Body in the TIMUR Model: A Formalism for the Narrative of Tamerlane and the Three Painters. Jurnal Internasional. London: University of London.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pannen, Paulina. 2005. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI.
Pleh, Csaba. 2003. Narrative in Text Construction and Self Construction. Jurnal Internasional. Budapest: Akadémiai Kiadó, Budapest Kluwer Academic Publishers
Propp, Vladimir (terjemahan Noriah Taslim). 1987. Morfologi Cerita Rakyat. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Septiana, Dwi Wahyu. 2012. Rekonstruksi Cerita Ki Gede Ungaran sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Sastra Pada Siswa Kelas VII SMP Kabupaten Semarang. Semarang: Skripsi FBS Universitas Negeri Semarang.