Integrasi Keterampilan Higher Order Thinking dalam Perspektif Literasi Matematika

Main Article Content

Wihdati Martalyna
Wardono Wardono
Kartono Kartono

Abstract

Literasi matematika merupakan kemampuan dalam berpikir matematis untuk menelaah dan menganalisis fenomena di kehidupan nyata, dan memecahkan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari maupun masalah untuk disiplin ilmu lain. Literasi matematika ini membantu siswa untuk mengenal peran matematika dalam dunia dan membuat pertimbangan maupun keputusan yang dibutuhkan, serta memecahkan masalah yang dihadapi secara matematis. Untuk itu, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan berpikir secara kritis dan kreatif dalam menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Oleh karena itu, tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan pentingnya keterampilan higher order thinking dalam sudut pandang kemampuan literasi matematika siswa, serta strategi pembelajaran yang tepat digunakan di Indonesia untuk mendukung kemampuan literasi matematika sekolah berbasis keterampilan higher order thinking. Terdapat enam tingkatan Taksonomi Bloom yang saling berkaitan dengan enam level keahlian literasi matematika pada PISA. Keterampilan higher order thinking merupakan keterampilan siswa pada tingkatan 4 (analyzing) sampai 6 (creating) pada taksonomi Bloom ranah kognitif, sehingga keterampilan tersebut mencakup level 4 sampai 6 pada literasi matematika dalam PISA. Pengembangan literasi matematika berbasis keterampilan higher order thinking di kelas memungkinkan siswa untuk bertanya, mengidentifikasi, dan terlibat dalam diskusi. Salah satu contoh pembelajaran dalam mendukung keterampilan higher order thinking dan melatih literasi matematika siswa adalah pembelajaran creative problem solving (CPS) melalui enam langkah yang dapat diintegrasikan dalam paradigma higher order thinking.

Article Details

How to Cite
Martalyna, W., Wardono, W., & Kartono, K. (2018). Integrasi Keterampilan Higher Order Thinking dalam Perspektif Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 345-363. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/19616
Section
Articles

References

Amiza, et al. 2012. Kesediaan Pensyarah Dalam pelaksanaan Pengajaran dan pembelajaran Menggunakan Pendekatan Outcome Based Education di Politeknik Port Dickson. Prosiding Seminar Pendidikan. Politeknik Port Dickson Negeri Sembilan, 1-15.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching And Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives. New York: Longman.
Benjamin, R. (2008). The case for comparative institutional assessment of higher-order thinking skills. Change: The Magazine of Higher Learning, 40(6), 50-55.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fisher, R. 2010. Thinking Skill. In Arthur, J. & Cremin, T. (Eds.). Learning To Teach In The Primary School (2nd Ed.). New York, NY: Routledge.
Krulik, S., & Rudnick. J. A. 1999. Innovative Task to Improve Critical and Creative Thinking Skill. Dalam Stiff, Lee V. & Curcio, Frances R.(Eds). Developing Mathematical Reasoning in Grades K-12 (pp. 138). Reston, VA: NCTM
Lawson, A. E. (1993). At what levels of education is the teaching of thinking effective?. Theory into practice, 32(3), 170-178.
Liu, X. (2010). Essentials Of Science Classroom Assessment. Los Angeles: Sage Publication Ltd.
Mitchell, W. E., & Kowalik, T. F. (1999). Creative problem solving. Retrieved on April, 4, 2004.
National Research Council (NRC). (2000). How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School: Expanded Edition. National Academy Press. Washington, D. C.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. USA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
OECD. 2013. PISA 2012 Results in Focus: What 15-years-old know and what they can do with what they know. PISA. Paris: OECD Publishing
OECD. 2016. PISA 2015 Result (Volume I) Excellence and Equity in Education. PISA. Paris: OECD Publishing
Rajendran, N.S. 2008. Teaching & Acquiring Higher-Order Thinking Skills: Theory & Practice. Tanjong Malim: Penerbit Universiti Pendidikan Sultan Idris.
Resnick, L. B. 1992. Education And Learning To Think. Washington DC: National Academy Press.
Shellens, T., & Valcke, M. 2005. Collaborative learning in asynchronous discussion groups: What about the impact on cognitive process? Computers in Human Behavior, 21(6), pp. 957-975.
Sumarmo, U. (2013). Kumpulan makalah berpikir dan disposisi matematik serta pembelajarannya. Jurusan Pendidikan Matematika: FMIPA UPI.
Trevino, E. 2008. It's Critical To Learn How To Be Critical Thinkers. El Paso Times, Retrieved from http://www.nwp.org/cs/public/print/resource/2821.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia di riau.kemenag.go.id/file/file/produkhukum/fcpt1328331919.pdf
Wardhani, S. 2005. Standar Penilaian Pendidikan (Implikasinya terhadap Pengelolaan Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP/MTs). Yogyakarta: PPPPTK Matematika Yogyakarta
Wheary, J., & Ennis, R. H. (1995). Gender bias in critical thinking: Continuing the dialogue. Educational Theory, 45(2), 213-224.
Wilkins, J. M. 2008. The Relationship Among Elementary Teachers’ Content Knowledge, Attitudes, Beliefs And Practice. Journal of Mathematics Teacher. 11(2), 139-164.