Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMP pada Pembelajaran Knisley dengan Tinjauan Gaya Belajar

Main Article Content

Longinus Tito Hertiandito

Abstract

Artikel konseptual ini memiliki tujuan untuk menggambarkan bagaimana proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Knisley dapat mendukung siswa dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika. Gagasan ini dilandasi dari hasil survei PISA mengenai kemampuan literasi matematika siswa SMP di Indonesia yang dinilai rendah dibandingkan negara-negara lain. Tinjauan dalam artikel ini adalah gaya belajar siswa (auditori, visual, atau kinestetik). Gagasan ini mendeskripsikan pula bagaimana kemampuan literasi matematika siswa yang diajar menggunakan model konvensional dan model Knisley pada berbagai gaya belajar. Dengan melihat hasil literasi matematika siswa baik sebelum maupun setelah pembelajaran, diharapkan kita dapat mengetahui tingkat keefektifan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran Knisley terhadap kemampuan literasi matematika siswa.

Article Details

How to Cite
Hertiandito, L. T. (2016). Kemampuan Literasi Matematika Siswa SMP pada Pembelajaran Knisley dengan Tinjauan Gaya Belajar. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 89-96. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/21433
Section
Articles

References

De Porter, B. & Hernacki, M. 2002. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
De Porter, B. et al. 2005. Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Johar, R. 2012. “Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika”. Jurnal Peluang. Volume: 1. Hal : 30-41.
Knisley, J. 2003. A Four Stage Model of Mathematical Learning. tme.coe.uga.edu/wp-content/uploads/2012/08/v12n1.Knisley.pdf (diakses 25 September 2015).
Mulyana, E. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Knisley terhadap Peningkatan Pemahaman Matematika Siswa SMA IPA. Tersedia di http://jurnal.upi.edu (diakes pada 20 September 2015).
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
OECD. 2007. PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World. http://www.oecd.org. (diakses 20 September 2015)
OECD. 2009. PISA 2009 Assessment Framework. http://www.oecd.org. (diakses 20 September 2015)
OECD. 2013a. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving, and Financial Literacy. OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en. (diakses 20 September 2015)
OECD. 2013b. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do-Student Performance in Mathematics, Reading, and Science (Volume I), PISA, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en. (diakses 20 September 2015)
Ojose, B. 2011. “Mathematics Literacy: Are We Able to Put The Mathematics We Learni Into Everyday Use?”. Journal of Mathematics Education, 4 (1): 89-100.
Stacey, K. 2011. “The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia”. Indo MS. J.M.E., 2 (2): 95-126.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Uno, H.B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wardhani, S. & Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK.
Yalcin, M., Aslan, S., & Usta, E. 2012. “Analysis of PISA 2009 Exam According to Some Variables”. Mevlana International Journal of Education (MIJE), 2 (1): 64-71.
Zeverbergen, at.al. 2004. Teaching Mathematics in Primary Schools. Australia: Allen & Unwin.