Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Peer Tutoring Cooperative Learning

Main Article Content

Moh. Saiful Amin
Kartono Kartono
Nuriana Rachmani Dewi

Abstract

Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan siswa untuk mengaitkan peristiwa/kejadian dalam kehidupan sehari-hari, dengan pelajaran lain dan mengkaitkan antar konsep dalam matematika itu sendiri. Indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) diantaranya: kemampuan mengaitkan antartopik dalam matematika, antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan antara matematika dengan kehidupan (NCTM, 2000). Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Peer Tutoring Cooperative Learning (PTCL). Model Pembelajaran PTCL merupakan model pembelajaran yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya dengan cara aktif berdiskusi atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh guru (Silbermean, 2006). Thalib (2013) Melaporkan bahwa pembelajaran dengan PTCL dapat mendorong belajar mandiri dan membantu mengembangkan rasa percaya diri karena pembelajaran tersebut melibatkan siswa secara aktif, partisipasi aktif tersebut menjadi tempat bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis, sehingga proses penerimaan atau pemahaman materi pelajaran benar-benar merupakan hasil interaktif aktif antar siswa itu sendiri. Dengan demikian, Model Pembelajaran PTCL ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa..

Article Details

How to Cite
Amin, M. S., Kartono, K., & Rachmani Dewi, N. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Peer Tutoring Cooperative Learning. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2, 754-758. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/29263
Section
Articles

References

Allen Thurston, K. Van de Keere, K.J. Topping, W. Kosack, S.Gatt, J. Marscal, N. Mestdagh, D. Schmeinck, W. Sidor, K.Donnert. (2007). Peer learning in primary school science:Theoritical prespectives and implications for classroom practice. Elecrtonic Journal of Research in Educational Psychology, 5(3), 696-2095.
Dalyono, M. (2007). PsikologiPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Generatif. (Doctoral Dissertation) Uiversitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Kusuma, D.A (2003). Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dengan Menggunakan Metode Inquiri. (Master’s Thesis). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM).(2000). Principles and Standard For School Mathematics. The National Council Of Teachers Of Mathematics, INC.
Ningrum, P., A. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi. Jurnal Komunitas,3(1), 103-120.
Sanubari, F., Yamtinah, S., & Redjeki, T. (2014). Penerapan metode pembelajaran tutor teman sebaya dilengkapi dengan media interaktif flash untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014 pada materi larutan penyangga. Jurnal pendidikan kimia, 3(4), 145-154.
Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Bealajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.
Suherman, E., Ade, R., Didi, S., Nurjanah, Sufyani, P., Suhendra, Tatang, H., & Turmudi. (2003). “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer”. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Thalib, M.M. (2013). Penggunaan MetodeTutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Metodologi Penelitian Pendidikan Bagi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAD. Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(4), 121-141.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional