Pemodelan Survival untuk Ketahanan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada Tahun 2018

Main Article Content

Indrianto Indrianto
Gama Putra Danu Sohibien

Abstract

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan oleh ibu kepada anaknya pada usia 0-6 bulan tanpa bahan makanan yang lain, kecuali vitamin dan obat-obatan yang dibutuhkan. ASI Eksklusif penting diberikan oleh ibu karena sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bagi anak. Manfaat tersebut dapat berupa pengurangan risiko penyakit tertentu atau dapat juga berupa pertumbuhan dan perkembangan anak yang lebih baik. Namun, pada tahun 2018 persentase pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum memenuhi target pemerintah dan target WHO. Padahal fasilitas kesehatan, cakupan kesehatan ibu hamil, dan cakupan kunjungan neonatal terus meningkat. Sehingga, perlu ditinjau variabel-variabel yang berperan di dalam pemberian ASI Eksklusif agar dapat diketahui gambaran umum dari pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2018, dan juga untuk dapat memfokuskan diri pada variabel-variabel tersebut. Hal ini dilakukan agar target nasional dapat tercapai dan mempercepat pemenuhan target yang ditetapkan WHO pada tahun-tahun berikutnya. Penelitian ini mengambil sumber data dari Riskesdas 2018. Metode yang digunakan adalah Survival Analysis. Ditemukan bahwa variabel umur ibu, kondisi psikis, status pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tempat tinggal signifikan memengaruhi ketahanan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2018.

Article Details

How to Cite
Indrianto, I., & Sohibien, G. (2021). Pemodelan Survival untuk Ketahanan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada Tahun 2018. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4, 705-717. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/44834
Section
Articles

References

Abbas, P., & Haryati, A. S. (2020). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) pada Bayi. Majalah Ilmiah Sultan Agung, 49(123), 85-95.
BPS. 2021. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan yang Mendapatkan Asi Eksklusif Menurut Provinsi (Persen), 2018-2020. (Online). (https://www.bps.go.id/indicator/30/1340/1/persentase-bayi-usia-kurang-dari-6-bulan-yang-mendapatkan-asi-eksklusif-menurut-provinsi.html).
Fadhila, S. R., & Ninditya, L. 2016. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (Online). (http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/dampak-dari-tidak-menyusui-di-indonesia).
Evi, K. B., I Made, A. G., & Irianton, A. (2019). Intervensi Booklet Peran Suami dalam Pemberian ASI Terhadap Pengetahuan Tentang ASI pada Suami di Dusun Jetis Desa Widodomartani (Doctoral Dissertation). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kemenkes 2014-2019. Jakarta: Kemenkes.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kleinbaum, D. G., & Klein, M. (2005). Survival Analysis: A Self-Learning Text Second Edition. New York: Springer.
Lee, E. T., & Wang, J. W. (2003). Statistical Methods for Suvival Data Analysis Third Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Nadeem, A., Nadeem, J., Sarwar, M. H., & Sarwar, M. (2017). Making the decision to breastfeed the baby and its advantages for the women’s health’. American Journal of Food Science and Health, 3(5), 88-94.
Prasetyono. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. DI Yogyakarta: Diva Press.
Schoenfeld, D. (1982). Partial Residuals for The Proportional Hazards Regression Model. Biometrika, 69(1), 239-241.
Setyaningsih, F. T. E., & Farapti, F. (2018). Hubungan Kepercayaan dan Tradisi Keluarga pada Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo, Semampir, Jawa Timur. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 7(2), 160-167.
WHO. 2011. Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. (Online) (https://www.who.int/mediacentre/news/statements/2011/breastfeeding_20110115/en/).
WHO & UNICEF. (2018). Global Breastfeeding Scorecard 2018. Jeneva: World Health Organization.
WHO & UNICEF. (2019). Increasing Commitment to Breastfeeding Through Funding and Improved Policies and Programmes. Geneva: WHO & UNICEF.