Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat Tradisional Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan

Main Article Content

Vinsensius Setia Darman Satria Ruek
Emilia Padmasari

Abstract

Dalam mempelajari konsep matematika seseorang bisa belajar melalui budaya setempat misalnya melalui rumah adat. Rumah Adat Bubungan Tinggi adalah salah satu rumah adat yang menjadi maskot di Kalimantan Selatan. Pada penelitian kali ini peneliti mengkaji dan mendeskripsikan unsur-unsur matematis pada Rumah Adat Tradisional Bubungan Tinggi ditinjau dari 6 aktifitas fundamental matematis menurut Bishop. Metode yang digunakan peneliti antara lain observasi dan studi literatur. Peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif untuk dapat menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Teknik analisis kualitatif dilakukan peneliti dengan melakukan studi literatur, kemudian melakukan observasi dari video dan gambar. Hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah Adat Bubungan Tinggi terdapat beberapa bagian-bagian rumah yang memiliki keterkaitan dengan konsep geometri dan pola bilangan diantaranya : (1) bagian atap utama yang memiliki kemiringan sebesar  dan memuat bentuk trapesium sama kaki, (2) ukiran pada bagian dinding rumah yang memuat bentuk segitiga dan belah ketupat, (3) tiang-tiang penyangga rumah yang saling sejajar antara satu dengan yang lainnya, serta (4) jumlah anak tangga pada rumah yang selalu berjumlah ganjil. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di dalam kelas

Article Details

How to Cite
Ruek, V., & Padmasari, E. (2022). Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat Tradisional Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 262-271. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/prisma/article/view/54360
Section
Articles

References

Aqil, Wafirul. (2011). Anatomi Bubungan Tinggi Sebagai Rumah Tradisional Utama Dalam Kelompok Rumah Banjar. NALARs, 10(1), 71-82.
Bishop, A. J. (1988). Mathematics Enculturation : A Cultural Perspective on Mathematics Education. Dordrecht : Kluwer.
Fajriyah, E. (2018). Peran etnomatematika terkait konsep matematika dalam mendukung literasi. PRISMA: Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 114–119.
Mentayani, Ira. (2008). Analisis Asal Mula Arsitektur Banjar Studi Kasus : Arsitektur Tradisional Rumah Bubungan Tinggi. Teknik Sipil & Perancangan, 10(1), 1-12.
Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Humanika, 23(1). https://doi.org/10.14710/humanika.v23i1.11764
Rahmat, P. S. (2009). Penelitian Kualitatif. EQUILIBRIUM, 5(9), 1–8.
Sari, M., & Asmendri. (2018). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA, 2(1), 15. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/1555/1159
Sarwoedi, Marinka, D. O., Febriani, P., & Wirne, I. N. (2018). Efektifitas Etnomatematika dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 03(02), 171–176. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr/article/view/7521
Sari, Sriti Mayang, & Sherly Melinda. (2004). Aplikasi Pengaruh Islam Pada Interior Rumah Bubungan Tinggi Di Kalimantan Selatan. Dimensi Interior, 2(2), 121-133.
Saud, M. I. (2012). Tanggapan Terhadap Iklim sebagai Perwujudan Nilai Vernakular pada Rumah Bubungan Tinggi. Architecture, 1(2), 106–116.
Syamsudin, A. (2015). Pengembangan Instrumen Evaluasi Non Tes (Informal) untuk Menjaring Data Kualitatif Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1). https://doi.org/10.21831/jpa.v3i1.2882