Relasi Sosial Pedagang Dalam Pemanfaatan Hutan Sebagai Wana Wisata (Studi Kasus Pedagang Warungan Di Hutan Jati Goa Terawang Di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora)

  • Nisbatin Nisbatin
  • Gunawan Gunawan

Abstract

Tujuan tulisan ini untuk mengetahui bagaimana akses masyarakat sekitar hutan dalam memanfaatkan keberadaan hutan jati Goa Terawang, Kabupaten Blora. Artikel ini akan memfokuskan pada persoalan seperti apa relasi sosial yang dibentuk oleh para pedagang warungan, yang membuka kios-kios kelontong di sekitar hutan jati Goa Terawang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Artikel ini bermaksud untuk mengetahui pengelolaan hutan jati Goa Terawang sebagai lahan pertanian dan sebagai tempat pariwisata, serta bentuk-bentuk relasi sosial pedagang warungan dalam pemanfaatan hutan Goa Terawang sebagai wana wisata. Teori yang digunakan yaitu cara pandang Peluso terkait akses masyarakat sekitar hutan dalam memanfaatkan sumber daya hutan dan disiplin ilmu Antropologi Kehutanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbukanya akses masyarakat sekitar hutan dalam memanfaatkan keberadaan hutan. Pihak Perhutani memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar hutan untuk bertani maupun berdagang di kawasan hutan jati Goa Terawang. Aktivitas berdagang menciptakan bentuk-bentuk relasi sosial diantara pedagang warungan. Relasi sosial tersebut bersifat sinergi dan oposisi. Relasi sosial sinergi ditunjukkan dengan adanya kerjasama, sedangkan relasi sosial oposisi ditunjukkan dengan adanya persaingan.

The purpose of this paper is to find out how people access the forest in utilizing the existence of the Terawang Goa teak forest, Blora Regency. This article will focus on what kind of social relations are formed by warung traders, who open grocery stalls around the Goa Terawang teak forest. Data collection techniques are carried out by observation, interviews, and documentation. This article intends to find out the management of Goa Terawang teak forest as agricultural land and as a place of tourism, as well as forms of warrior social relations in the use of the Terawang Goa forest as a tourist attraction. The theory used is Peluso's perspective regarding access of communities around the forest in utilizing forest resources and the discipline of Forestry Anthropology. The results of this study indicate that the open access of communities around the forest in utilizing the existence of forests. Perhutani provides an opportunity for communities around the forest to farm and trade in the Goa Terawang teak forest area. Trading activities create forms of social relations among warrior traders. These social relations are synergy and opposition. Synergic social relations are indicated by the existence of cooperation, while opposition social relations are indicated by competition.

Published
2019-01-03
Section
Articles