Korelasi Frekuensi Sambaran Petir Terhadap Intensitas Curah Hujan di Kota Manado Tahun 2016

  • Deka Agung Pratama Geophysics, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Abstract

Petir merupakan peristiwa pelepasan muatan akibat adanya perbedaan potensial. Petir dapat terjadi karena adanya awan petir atau dapat juga disebut sebagai awan cumulonimbus. Dalam proses terbentuknya awan petir, di dalamnya terdapat proses kondensasi. Ketika awan sudah tidak mampu menampung air yang terbentuk akibat kondensasi, maka air tersebut akan jatuh dalam bentuk hujan. Ketika terjadi hujan, terkadang disertasi sambaran petir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara frekuensi sambaran petir terhadap jumlah intensitas hujan. Data frekuensi sambaran petir diambil dari sensor Lightning Detector Stasiun Geofisika Manado pada tahun 2016. Data jumlah intensitas curah hujan didapat dari Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado. Perhitungan frekuansi sambaran petir dihitung per bulan di Kota Manado dengan menggunakan aplikasi Arcgis 10.2.2. Metode yang digunakan dalam perhitungan korelasi adalah Koefisien Korelasi Pearson. Frekuensi sambaran petir dimisalkan sebagai variabel  dan nilai intensitas hujan dimisalkan sebagai variabel . Setelah dilakukan perhitungan, didapat nilai Rs sebesar 0,674 yang artinya antara variabel  (frekuensi sambaran) dengan variabel  (intensitas hujan) terdapat hubungan linier positif moderat sebesar 0.674.

Published
2018-03-02
Section
Articles