Analisis Kompetensi Profesional Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif (Studi Kasus di SD Muhammadiyah 01 Pencongan)
Abstract
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh guru. Kompetensi ini dapat mencakup semua peran dari kompetensi lain karena meliputi tahap perencanaan, pelaksanaaan, dan evaluasi sistem pembelajaran agar mencapai keberhasilan dalam belajar mengajar menggunakan media pembelajaran interaktif. Profesionalisme guru yang harus dikuasai meliputi kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan hasil wawancara, guru sudah berkompeten dalam mengajar namun, pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran interakif hanya saja di kelas tinggi, muatan pembelajaran IPA telah menggunakan media interaktif agar pembelajaran IPA lebih bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi profesional guru dalam penggunaan media pembelajaran, mengidentifikasi kendala yang dihadapi guru, dan mengidentifikasi upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data meliputi triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data penelitian meliputi data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru kelas V sudah baik sedangkan guru kelas VI sangat baik, guru memiliki kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik namun, pada kompetensi afektif guru kelas V kurang dapat mengendalikan emosi sehingga suasana kelas menjadi tegang dan tidak nyaman. Kendala guru dalam menggunakan media pembelajaran interaktif yaitu tahap persiapan, perancangan, waktu luang, dan kelaian siswa membawa perlengkapan pembelajaran sehingga menyita waktu lama. Upaya yang dilakukan guru meliputi mempersiapkan media dari jauh-jauh hari, mencoba media sebelum digunakan di kelas, mengikuti berbagai pelatihan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran, dan sikap guru lebih tegas kepada siswa yang lalai.