THE EFFECTIVENESS OF PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION AND TASK-BASED LEARNING METHODS IN TEACHING DIPHTHONGS
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan tentang: Apa jenis diftong bahasa Inggris yang sebagian besar siswa salah mengucapkan? Apakah tingkat kemampuan siswa dalam mengucapkan diftong diajarkan dengan metode PPP dan metode TBL. Apakah tingkat kemampuan dalam mengucapkan diftong bagi siswa diajarkan dengan metode PPP dan metode TBL secara signifikan berbeda? Untuk menjawab permasalahan tersebut saya melakukan penelitian eksperimental dengan menerapkan dua metode pengajaran yang berbeda, yaitu PPP metode diobati pada kelompok eksperimen dan metode TBL pada kelompok kontrol. Dan teknik pemilihan sampel adalah tugas acak dengan memilih 2 kelas sebagai responden. Pada akhir pengobatan yang saya berikan posttest untuk dua kelompok dalam bentuk membaca keras-keras. Unit analisis dari penelitian ini adalah ucapan kata-kata dengan diftong. Sementara itu, berupa bahan tes adalah sebuah teks. Saya diubah sehingga ada 64 diftong dalam teks. Jumlah tersebut berasal dari delapan jenis diftong di mana setiap jenis diwakili oleh delapan kata. Teknik koleksi data merekam, menyalin, coding, dan hasilnya scoring.The menunjukkan bahwa di antara delapan jenis diftong Inggris, diftong / ei, Ɛə, au / sebagian besar mispron ounced oleh mahasiswa di PPP dan kelompok TBL. Para siswa tingkat kemampuan dalam mengucapkan diftong diajarkan oleh PPP adalah pada tingkat prestasi ‘sangat baik’ dengan skor rata-rata yang tepat diftong 49,43 dari rerata skor total 64. Padahal, yang diajarkan dengan metode TBL adalah pada tingkat prestasi ‘hampir baik’ dengan skor rata-rata 43,37 diftong yang tepat atau dengan persentase 66-69 jawaban yang tepat. Berdasarkan uji T sampel independen, saya menemukan bahwa hipotesis kerja (HA: μ ≠ μ0), atau perbedaan yang signifikan dalam mengucapkan diftong antara mereka diajarkan dengan metode PPP dan diajarkan dengan metode TBL terbukti karena t-value> t-tabel dan dengan sig (2-tailed) kurang dari 0,05. Metode PPP terbukti mengurangi kesalahan siswa dalam mengucapkan diftong. Hal ini lebih efektif daripada metode TBL, karena dari Statistik Grup kita dapat mengetahui bahwa hasil rata-rata PPP kelompok adalah 49,43 Sementara itu rata-rata dari kelompok TBL adalah 43.337. Oleh karena itu, saya sarankan dosen bahasa Inggris untuk menggunakan metode ini dalam mengajar pengucapan. Selain itu, para dosen bahasa Inggris harus melatih siswa untuk mengucapkan kata-kata dengan diftong / ei, Ɛə, au / karena mereka adalah salah mengucapkan diftong kebanyakan.
The purposes of this research are to answer the problems about : What are the types of English diphthongs which the students mostly mispronounce ? What is the students’ ability level in pronouncing diphthongs taught by PPP method and TBL method. Is ability level in pronouncing diphthongs for the students taught by PPP method and TBL method significantly different? To answer those problems I did experimental research by applying two different teaching methods, those are PPP method treated on experimental group and TBL method on control group. And the technique of sample selection was random assignment by choosing 2 classes as the respondents. In the end of the treatment I gave posttest to two groups in the form of reading aloud. The unit analysis of this research is utterance of the words with diphthongs. Meanwhile, the form of test material is a text. I modified it so that there are 64 diphthongs in the text. That number came from eight types of diphthong in which each type was represented by eight words. Techniques of data collections are recording, transcribing, coding, and scoring.The result indicated that among the eight types of English diphthongs, diphthongs / ei, Ɛə, au / are mostly mispron ounced by the students both in PPP and TBL group. The students’ ability level in pronouncing diphthongs taught by PPP is at the level of achievement ‘very good’ with the mean score of right diphthong 49,43 from the mean of total score 64. Whereas, those taught with TBL method is at the level of achievement ‘almost good’ with the mean score of right diphthong 43,37 or on the percentage 66 - 69 of right answers. Based on Independent sample T test, I found out that working hypothesis (HA : μ ≠ μ0) , or the significant difference in pronouncing diphthongs between those taught with PPP method and taught with TBL method is proven because t-value > t-table and the sig (2-tailed) is less than 0.05. The PPP method is proven to reduce the students’ mistakes in pronouncing diphthongs. It is more effective than the TBL method, because from the Group Statistics we can find out that the result of mean of PPP group is 49,43 Meanwhile the mean of TBL group is 43,337. Hence, I suggest English lecturers to use this method in teaching pronunciation. Besides, the English lecturers should train the students to pronounce the words with diphthongs /ei, Ɛə, au/ for they are the mostly mispronounced diphthongs.