PERENCANAAN TEACHING FACTORY DALAM UPAYA MENANAMKAN NILAI-NILAI ENTERPRENEURSHIP DI SMK NEGERI 6 SEMARANG

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Agung Kuswantoro
Joko widodo
Asih Kuswardinah

Abstract

Abstrak

SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan membuka lapangan pekerjaan dengan kewirausahaan. Oleh karena itu,  teaching factory  memegang peranan penting dalam membentuk  entrepreneurship. Fokus permasalahan adalah perencanaan teaching factory. Pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan penelitian ini adalah (1) Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan dan masalah teaching factory? (2) Kebijakan-kebijakan apa saja yang digunakan teaching factory? (3) Bagaimana strategi dalam teaching factory? (4) Bagaimana merumuskan pola pengembangan teaching factory? (5) Bagaimana evaluasi pendahuluan teaching factory? Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif  dengan studi kasus. Teknik pengumpulan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Keabsahan data yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) Adanya kesamaan identifikasi kebutuhan dan masalah dari masing-masing unit produksi yang mengadopsi dari  teaching factory, (2)  Teaching factory memberikan kebijakan tersendiri pada masing-masing unit produksi berupa kebijakan pokok, bagian, dan umum (3) Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan analisis SWOT. Kelebihan  teaching  factory yaitu sarana dan prasarana lengkap, produk dan jasa berkualitas, kreativitas siswa tinggi, siswa memiliki pangsa pasar, letak strategis, kerjasama kuat dengan DUDI, dan dukungan kepemimpinan kepala sekolah. Kelemahannya adalah sumber daya manusia belum profesional, belum memiliki outlet-outlet, dan pemasaran sederhana. Peluangnya adalah kerja sama DUDI di luar negeri, ekspansi pasar, moment-moment tertentu yang berkaitan dengan produk dan jasa. Ancamannya adalah penolakan order pelanggan. (4) Pengembangannya melalui peningkatan kualitas produk dan jasa, sumber daya manusia profesional, dan keikutsertaan swasta dalam penanaman modal (5) Evaluasi pendahuluannya dilakukan melalui pelaporan keuangan yang dibuat masing-masing UP, dan koreksi terhadap kegiatan di UP, dan adanya SOP. Saran dalam penelitian ini adalah bagi teaching  factory, seharusnya memiliki kebijakan yang luas dalam mengelola UP dan adanya keseragaman program berdasarkan jangka waktu, (2) Bagi sekolah, sekolah menempatkan teaching factory sejajar dengan sekolah, (3) Bagi lembaga pendidikan lain, masukan dalam mengembangkan teaching factory, (4) Bagi peneliti lain, sebagai bahan refensi tentang teaching factory, dan dapat mengkaji pada sisi lainnya.

Abstract

Vocational education as one of  the aims is to prepare students to enter the workforce and creating jobs with entrepre-neurship. Therefore, teaching factory plays an important role in shaping entrepreneurship students. The focus of  this research is the problem of  teaching factory planning. Formulation of  the questions in this study were (1) How to identify needs and problems of  teaching factory? (2) What policies are used teaching factory? (3) What teaching strategies in the factory? (4) How to formulate the development of  teaching factory pattern? (5) How does a preliminary evaluation of  teaching factory? This research approach is qualitative approach with case studies. Collection techniques of  obser-vation, interviews, and document study. Validity of  the degree of  confidence, keteralihan, dependency, and certainty. The conclusions in this study were (1) The identification of  common needs and problems of  each production unit is adopted from the teaching factory, (2) Teaching factory provides its own policy on each policy of  basic production unit, part, and common (3 ) strategy used in this study with SWOT analysis approach. Excess teaching factory is a complete infrastructure, product and service quality, the creativity of  students is high, students have the market share, where the teaching of  strategic factory, a strong partnership with Dudi, and school leadership support kepasa. The disadvantage is not a human resource professional, do not have outlets, and simple marketing. Chances are Dudi cooperation abroad, market expansion, certain moments relating to products and services. The threat is a denial of  the customer order. (4) The development by improving the quality of  products and services, human resource professionals, and private participation in investment (5) Evaluation conducted through the introduction of  financial reporting is made of  each UP, and the correction of  the activities in the UP, and the SOP. Suggestions in this research is to teaching factory, should have a broad policy in managing the UP and the uniformity of  the program based on the length of  time, (2) For schools, the school put the factory level with the school teaching, (3) For other educational institutions, input in developing teaching factory, (4) For other researchers, as a factory Referrals about teaching, and to examine the other side.

 

##plugins.themes.academic_pro.article.details##