PENGARUH KEBERADAAN RUMAH SAKIT LEPRA PLANTUNGAN KENDAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKATNYA 1958-1964

  • Hasan Wachid Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Semarang
Keywords: Plantungan leprosarium, Social and Economic Efect.

Abstract

The objectives of this research were to describe the background of the Plantungan’s Leprosarum building, the people life in the leprosarium and its effect to the people of Plantungan Tirtomulyo Kendal in the proprietary rights nationalization in 1958. Oral history method used in this reaserch because the result of the research was based on interview. The building of Plantungan’s infimary in 1870, initially, used as the military hospital to treat solders who suffered by scrofula and skin disease. It was chosen because there was a fountain for infirmary. As the increase of its patiens, the military hospital became Plantungan Leprosarium in 1926. The effect of the proprietary rights nationalization gave new job demand for plantungan people. It also made plantungan more crowded. Beside, there were others effects which poepel who woked in the infirmary had to move to Semarang when the infirmary moved to Tugurejo Semarang Leprosarium in 1964. It can be concluded that the proprietary rights nationalization raised the social life of people Plantungan Tirtomulyo although the general of Indonesian economic system was only based on the algicaulture at that time.

 

Key words: Plantungan leprosarium, Social and Economic Efect.

 

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang bangunan Leprosarum di Plantungan itu, kehidupan orang-orang di rumah sakit lepra dan pengaruhnya terhadap rakyat Plantungan Kendal Tirtomulyo di nasionalisasi hak kepemilikan pada tahun 1958. Metode sejarah lisan yang digunakan dalam penelitan ini karena hasil penelitian ini didasarkan pada wawancara. Pembangunan Infimary Plantungan di tahun 1870, pada awalnya, digunakan sebagai rumah sakit militer untuk mengobati prajurit yang diderita oleh penyakit kelenjar dan penyakit kulit. Itu dipilih karena ada air mancur untuk klinik. Sebagai peningkatan penderita nya, rumah sakit militer menjadi Plantungan sakit lepra pada tahun 1926. Pengaruh nasionalisasi hak milik memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat Plantungan. Hal ini juga membuat Plantungan lebih ramai. Selain itu, ada efek lain yang poepel yang woked di rumah sakit harus pindah ke Semarang ketika rumah sakit pindah ke Tugurejo Semarang sakit lepra pada tahun 1964. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nasionalisasi hak milik mengangkat kehidupan sosial masyarakat Plantungan Tirtomulyo meskipun umum sistem ekonomi Indonesia hanya didasarkan pada algicaulture pada waktu itu.

 

Kata kunci: rumah sakit plantungan, dampak sosial ekonomi

 

Published
2012-12-01