MENELISIK PERAN GURU DALAM PEMBUMIAN NASIONALISME AWAL ABAD XX
Abstract
Guru mempunyai peran sebagai penggerak dan pendorong perubahan masyarakat, karena guru mempunyai intelektualitas dan kesadaran yang tinggi, serta mempunyai posisi yang “agung†sepanjang jaman. Pada awal abad XX, guru mempunyai peran membangkitkan kesadaran masyarakat akan nasib bangsanya, dengan metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran, maupun tulisan-tulisannya. Guru berperan “menyemaikan nasioalisme†bangsa, baik melalui proses pembelajaran maupun tulisan-tulisannya. Willem Iskandar seorang guru dari Tapanuli, dalam surat kabar De Locomotief yang terbit di Semarang disebutkan sebagai pionir pendidikan Bumi Putera menjalin komunikasi dengan teman-teman sejawat sesama guru dari etnis lain untuk memikirkan kemajuan bangsanya. Sementara itu, Ki Hajar Dewantoro ingin memadukan antara pendidikan Timur yang lebih menekankan aspek spiritual dengan pendidikan Barat yang menekankan aspek akademik. Pastor Van Rijkevorsel, guru berkebangsaan Belanda, pada 1926 mementaskan cerita kepahlawaan Pangeran Trunojoyo (De opstand van Tarunodjojo) di Muntilan, yang diperankan oleh murid-muridnya yang orang Indonesia. Dengan demikian, amat besar peran guru dalam membumikan semangat nasionalisme ke segenap lapisan masyarakat Indonesia.