Perjuangan Bumiputera Melalui Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) Di Jawa Tahun 1930-1942
Abstract
Wadah perjuangan dalam sepak bola diaplikasikan dengan didirikannya Persatoen Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI). Gerakan sepak bola kebangsaan dibentuk sebagai saluran untuk memumpuk persatuan dan nasionalismeberlayar tak bertepian. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh diskriminasi dan penghinaan yang dilakukan oleh orang-orang Belanda di Indonesia. Para bumiputera terpinggirkan untuk bisa bermain sepak bola, banyak fasilitas-fasilitas untuk menunjang jalannya suatu pertandingan sepak bola tidak boleh digunakan oleh bumiputera. PSSI lahir sebagai organisasi tandingan atas dominasi organisasi-organisasi sepak bola Belanda di Indonesia. Organisasi bumiputera tersebut secara sadar dijadikan alat perjuangan yang sejalan dengan perjuangan bangsa. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian sejarah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PSSI secara efektif mampu menandingi dominasi organisasi sepak bola Belanda di Indonesia, meskipun terjadi banyak masalah dan hambatan dalam perjalanannya, namun PSSI tetap bertahan dengan dukungan penuh dari tokoh-tokoh pergerakan. Bagi PSSI, sepak bola merupakan alat untuk membangkitkan rasa kebangsaan. Dalam perkembangannya, PSSI berhasil menyejajarkan diri dengan organisasi sepak bola Belanda, adanya Gentlement’s Agreement membuktikan bahwa kepopuleran PSSI yang tinggi dalam persepakbolaan Indonesia. PSSI berhasil meningkatkan derajat dan martabat bumiputera serta persamaan kedudukan dengan orang-orang Belanda dalam sepak bola.