Analisis Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Praktik Debat Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pecangaan
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Kesantunan berbahasa merupakan bagian dari kesopanan dalam penggunaan bahasa ketika berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan. Dalam proses belajar mengajar, kesantunan berbahasa siswa harus diketahui untuk mengidentifikasi tingkat kesantunan berbahasa siswa, khususnya pada pembelajaran debat bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa siswa, serta tingkat kesantunan berbahasa yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pecangaan. Jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesantunan berbahasa siswa adalah penelitian kualitatif dengan metode heuristik. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) Pematuhan bidal kesantunan berbahasa pada kegiatan praktik debat siswa yaitu terdapat 113 tuturan. Hasilnya pematuhan bidal yang paling sering muncul adalah bidal kebijaksanaan dengan jumlah 63 tuturan; (2) Pelanggaran bidal kesantunan berbahasa pada kegiatan praktik debat siswa yaitu terdapat 45 tuturan. Hasilnya bidal yang paling sering dilanggar adalah bidal berpendapat dengan jumlah 28 tuturan; (3) Tingkat kesantunan berbahasa pada kegiatan praktik debat siswa kelas X SMA Negeri 1 Pecangaan termasuk dalam kategori santun dengan jumlah perolehan 45,6%. Perolehan tersebut tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan kategori sangat santun sebanyak 26%, tidak santun sebanyak 27,8%, dan sangat tidak santun sebanyak 0,6%. Berdasarkan perolehan tersebut menunjukan bahwa tuturan siswa pada kegiatan praktik debat tergolong santun.
Kata Kunci: pematuhan, pelanggaran, prinsip kesantunan berbahasa, praktik debat.
Abstract
Language politeness is part of politeness in the use of language when communicating through oral or written. In the teaching and learning process, students 'language politeness must be known to identify the level of students' language politeness, especially in Indonesian language debate learning. This study aims to determine the form of obedience and violations of the students' language politeness principles, as well as the level of language politeness possessed by students of class X SMA Negeri 1 Pecangaan. This type of research used to analyze students' language politeness levels is qualitative research with a heuristic method. Based on the results of the study, it was concluded that: (1) The compliance with language politeness thimbles in students' debate practice activities was 113 utterances. The result of applying the thimbles that most often appeared was the thimble of wisdom with a total of 63 utterances; (2) Violation of language politeness thimbles in student debate practice activities, namely 45 utterances. As a result, the thimble that is most often violated is the thimble of arguments with a total of 28 utterances; (3) The level of language politeness in the debate practice of class X SMA Negeri 1 Pecangaan is included in the category of courtesy with a total gain of 45.6%. The acquisition was classified as higher than the very polite category as much as 26%, not polite by 27.8%, and very disrespectful by 0.6%. Based on these results, it shows that the students' speech on debating practice activities is classified as polite.
Keywords: obedience, violation, the principle of politeness, debate practice.