Perilaku Seksual Berisiko di SMAN X Jember
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Prevalensi perilaku seksual berisiko pada remaja meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini cukup menghawatirkan karena perilaku seksual dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, IMS, dan HIV/AIDS. Prevalensi HIV/AIDS di Jawa Timur menempati posisi kedua tertinggi di Indonesia dan sebagian besar di Kabupaten Jember. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko di SMAN X Jember. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan crossectional yang dilakukan pada bulan September 2019. Populasi adalah siswa kelas X dan kelas XI SMAN X Jember yang berjumlah 560 siswa dan sampelnya berjumlah 160 responden dengan teknik simple random sampling. Data paparan program PIK-R, peran orang tua, peran teman sebaya dan variabel terikat perilaku seksual berisiko dikumpulkan dengan cara wawancara terstruktur menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan hanya 40,7% responden yang mengikuti penyuluhan atau membaca mading yang dibuat oleh PIK-R, sebanyak 40,7% memiliki perilaku seksual berisiko tinggi dan 2,7% diantaranya mengaku pernah melakukan intercourse. Responden yang terpapar program PIK-R (p= 0,001), memiliki peran orang tua yang tinggi dalam memberi informasi dan pengawasan (p=0,001), serta memiliki teman sebaya yang memberikan informasi, perspektif yang positif, dan mengajak kebaikan (p=0,003) cenderung memiliki perilaku seksual berisiko rendah. Kesimpulannya ada hubungan antara keterpaparan program PIK-R, peran orang tua, dan peran teman sebaya dengan perilaku seksual berisiko. Diperlukan adanya replikasi program PIK-R yang dimodifikasi, sehingga seluruh siswa dapat terpapar layanan PIK-R. Perlu dikembangkannya program dengan sasaran orang tua untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemberian informasi kepada anak.