Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 HPK. Berdasarkan Dinkes Kabupaten Magelang, kejadian stunting di Kabupaten Magelang sebesar 37,6%, prevalensi stunting sebesar 15,1%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko stunting pada bayi usia 24-59 bulan di Puskesmas Salaman I. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik kuantitatif dengan desain case control. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 108 balita. Faktor risiko stunting adalah pendidikan ibu (p=0.001 OR 3.732 95% CI: 1.676-8.309), pekerjaan ibu (p=0.254), pendapatan keluarga (p=0.000 OR 11.440 95%CI: 4.610-28.389), riwayat ASI eksklusif (p=0.051), riwayat IMD (p=0.057), riwayat makanan pendamping ASI (p=0.06), usia kehamilan saat melahirkan (p=0.002 OR 8.244 95%CI : 1.760-38.607), riwayat bayi lahir rendah berat badan (p=0.000 OR 10.947 95% CI: 2.374-50.472), riwayat anemia saat hamil (p=0.004 OR 3.143 95% CI: 1.431-6.905), status gizi ibu selama hamil (p= 0.000 OR 28.000 95 %CI: 6.187-126.725), riwayat diare balita (p=0.186), dan riwayat ISPA balita (p=0.118). Ada hubungan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, usia kehamilan ibu saat melahirkan, riwayat BBLR, riwayat anemia saat hamil, dan status gizi ibu saat hamil dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Salaman I Tidak ada hubungan pekerjaan ibu, riwayat ASI eksklusif, riwayat IMD, riwayat MPASI, riwayat diare balita, dan riwayat ISPA balita dengan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Salaman I.