Abstract

Abstrak


Tari Bedana adalah salah satu Tari tradisional Lampung. Tari ini dipercayai bernapaskan ajaran agama Islam dan mengambarkan tata kehidupan dan budaya masyarakat di Lampung yang ramah dan juga terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Bentuk Penyajian Tari Bedana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan etnografi.  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi metode yaitu, pengecekan kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Hasil penelitian ini mendeskripsikan Bentuk Penyajian Tari Bedana Di Sanggar Siakh Budaya Desa Terbaya Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus meliputi gerak, tema, iringan, tata rias, tata busana, pola lantai, dan tempat pertujukan. Tari Bedana diiringi dengan alat musik seperti rebana, ketipung, gambus dan gong dan diiringan syair Bedana dan Penayuhan. Tema dari Tari Bedana ini adalah pergaulan yaitu Tari Bedana ini tidak diperbolehkan bersentuhan dengan pasangannya karena bukan muhrim.


Kata kunci:Bentuk Penyajian, Tari Bedana


Abstract


Bedana Dance is one of traditional Lampung Dance. This dance is believed to teach the teachings of Islam and describes the life and cultural life of people in Lampung are friendly and also open. The purpose of this study is to know how the Presentation Form of Bedana Dance. This research uses descriptive qualitative method and using ethnography approach. In this research, researcher use technique triangulation method that is, checking trust of some data source with same method that is observation, interview, and documentation to object studied. The results of this study describe the Presentation of Bedana Dance Presentation at Sanggar Siakh Budaya Desa Terbaya Kecamatan Kotaagung Tanggamus District includes motion, theme, accompaniment, cosmetology, clothing, floor pattern, and place of reference. Bedana dance is accompanied by musical instruments such as tambourine, ketipung, gambus and gong and the Bedana and Penayuhan poetry. The theme of this Bedana Dance is the association of Bedana Dance is not allowed in contact with his partner because it is not muhrim.


Keyword:Form of presentation, Bedana Dance