PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN REKAMAN SIARAN RADIO BERBASIS KONTEKSTUAL SEBAGAI MATERI DIALOG BERBAHASA JAWA

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

ulvah susanti

Abstract

ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsi analisis kebutuhan media pembelajaran menggunkan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP, (2) mendeskripsi prototipe pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP, (3) mendeskripsi validasi produk pengembangan media pembelajaran menggunkan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP. Desain penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development), prosedur penelitian meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk. Penelitian yang dihasilkan yaitu media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa berupa CD atau soft file yang berisi 3 buah rekaman dialog untuk contoh dialog, 7 buah rekaman dialog untuk latihan soal, dan 7 buah rekaman dialog untuk soal ujian pemahaman mendengarkan. Media pembelajaran yang dihasilkan telah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media. Penilaian dan uji coba tersebut memberikan hasil bahwa media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dailog berbahasa Jawa layak digunakan sebagai media pembelajaran siswa kelas VIII SMP.


 


Kata kunci: media, dialog bahasa Jawa, kontekstual.


This study aims (1) to describe the contextual radio media needs analysis in Javanese dialogue learning for junior high school students, (2) to describe the prototype of contextual radio media development in Javanese dialogue learning for junior high school students, (3) describe the validation of radio media development products contextually based in Javanese dialogue learning for middle school students. The design of this study is research and development, research procedures include (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) product validation, and (5) product revisions. The research produced is Javanese audio dialogue learning media in the form of CD or soft file containing 3 dialogues for example dialogue, 7 dialogues for problem training, and 7 dialogues for listening comprehension exam questions. The learning media produced have received validation from material experts and media experts. The assessment and trial results showed that the learning media used radio broadcast recordings based on Javanese-language dailog material worthy of being used as a learning medium for junior high school eighth grade students.


Keywords:  media, javanese dialogue, contextual.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biography

ulvah susanti, unnes

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN REKAMAN SIARAN RADIO BERBASIS KONTEKSTUAL SEBAGAI MATERI DIALOG BERBAHASA JAWA

 

Ulvah Susanti

Bambang Indiatmoko, Sucipto Hadi Purnomo.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, S1

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Email: [email protected]

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsi analisis kebutuhan media pembelajaran menggunkan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP, (2) mendeskripsi prototipe pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP, (3) mendeskripsi validasi produk pengembangan media pembelajaran menggunkan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa SMP. Desain penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development), prosedur penelitian meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk. Penelitian yang dihasilkan yaitu media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa berupa CD atau soft file yang berisi 3 buah rekaman dialog untuk contoh dialog, 7 buah rekaman dialog untuk latihan soal, dan 7 buah rekaman dialog untuk soal ujian pemahaman mendengarkan. Media pembelajaran yang dihasilkan telah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media. Penilaian dan uji coba tersebut memberikan hasil bahwa media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dailog berbahasa Jawa layak digunakan sebagai media pembelajaran siswa kelas VIII SMP.

 

Kata kunci: media, dialog bahasa Jawa, kontekstual.

This study aims (1) to describe the contextual radio media needs analysis in Javanese dialogue learning for junior high school students, (2) to describe the prototype of contextual radio media development in Javanese dialogue learning for junior high school students, (3) describe the validation of radio media development products contextually based in Javanese dialogue learning for middle school students. The design of this study is research and development, research procedures include (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) product validation, and (5) product revisions. The research produced is Javanese audio dialogue learning media in the form of CD or soft file containing 3 dialogues for example dialogue, 7 dialogues for problem training, and 7 dialogues for listening comprehension exam questions. The learning media produced have received validation from material experts and media experts. The assessment and trial results showed that the learning media used radio broadcast recordings based on Javanese-language dailog material worthy of being used as a learning medium for junior high school eighth grade students.

Keywords:  media, javanese dialogue, contextual.


 

PENDAHULUAN

Pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 yang sebelumnya menggunakan Kurikulum KTSP. Dalam Kurikulum 2013 bahasa Jawa termasuk dalam muatan lokal di Jawa Tengah. Berdasarkan peraturan Kemendikbud 2013 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar SMP pada Kurikulum 2013 konsep materi bahasa Jawa kelas VIII semester II menuntut siswa dapat memahami dialog berbahasa Jawa.

Fakta dilapangan menunjukan siswa SMP kelas VIII masih mengalami kesulitan dalam memahami dialog berbahasa Jawa. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya kuranya minat siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa, model embelajaran masih menggunakan metode ceramah, dan belum adanya variasi media pembelajaran yang mendukung kompetensi dasar memahami dialog berbahasa Jawa serta keterbatasan waktu guru dalam mengembangkan media berbasis kontekstual sesuai dengan kebutuhan siswa.

Mengingat pentingnya pembelajaran dialog berbahasa Jawa yang tidak digunakan sebatas proses pembelajaran di dalam kelas akan tetapi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti berkomunikasi dengan orang lain. Melalui pengembangan media dialog berbahasa Jawa ini, dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran dialog berbahasa Jawa yang dikemas lebih kreatif. Media yang menarik diharapkan dapat mendukung tercapainya perkembangan ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa.

Media dialog berbahasa Jawa dirancang dengan kemasan yang lebih menarik dapat membangun ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran didalam kelas. Media menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual ini dikembangkan dalam bentuk audio (pendengaran). Alasan peneliti hanya mengembangkan bentuk audio tanpa disertai visualisasi dialog di antaranya, agar siswa dapat mempertajam keterampilan berbahasa salah satunya menyimak rekaman dalam bentuk audio.

Pembelajaran keterampilan menyimak dialog berbahsa Jawa belum sepenuhnya mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan berbicara, membaca dan menulis. Nurgiyantoro (2012:353) menjelaskan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah, pelajaran dan tes menyimak tampak kurang mendapat perhatian sebagaimana kompetensi berbahasa yang lain.

Fenomena di atas mengakibatkan pembelajaran keterampialan menyimak kurang mendapatkan perhatian dan sering kali dipandang sebelah mata oleh guru maupun siswa. Guru berpendapat bahwa keterampilan menyimak tidak ditekankan dalam pembelajaran. Guru beranggapan bahwa manusia normal yang mampu mendengar dan berbicara pasti dapat menyimak dan kemampuan menyimak  akan dikuasai siswa secara otomatis. Padahal opini tesebut jelas salah, Hermawan (2012:33) berbpendapat bahwa menyimak tidak berkerja begitu saja akan tetapi melalui sebuah proses mencakup perhatian selektif dan pemaknaan.

Tarigan (dalam Sutari, et al. 1997:117-118) menyatakan alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, di antaranya (1) pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah, (2) teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkap , (3) pemahaman terhadap apa dan bagai mana menyimak masih minim, (4) buku teks dan pegangan guru dalam pembelajaran menyimak masih langka, (5) bahan penajaran menyimak masih langka, (6) guru belum terampil dalam menyusun bahan pengajaran menyimak.

Penjelasan di atas sekaligus menjadi hambatan pembelajaran menyimak. Hambatan lainnya semakin bertambah dalam pembelajaran menyimak dialog berbahasa Jawa di antaranya metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi sehingga menyebabakan siswa cendrung pasif di dalam kelas. Media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan siswa menguasai kompetensi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak. Media memiliki peran penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 1 Wanadadi diperoleh informasi bahwa pembelajaran menyimak dialog berbahasa Jawa menggunkan media audio belum dilakukan. Selama ini media pembelajaran yang digunakan berupa teks dialog berbahasa Jawa yang diambil dari buku pegangan guru, buku paket, LKS, majalah berbahasa Jawa dan internet.

Pengembangan media pembelajaran audio harus sesuai dengan materi dan karakteristik siswa agar tujuan pembelajaran tercapai, proses pembelajaran juga akan menarik dengan bantuan media audio yang tepat sehingga siswa mudah memahami dan menerima materi dialog berbahasa Jawa. Peran media dalam proses pembelajaran bisa ditempatkan sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran pendapat Sudjana dan Rivai (2011:60). Selaras dengan pendapat di atas, Daryanto (2010:37) mejelaskan audio berasal dari kata audible, yang artinya suaranya dapat diperdengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Dengan demikian, media audio adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentul lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non-verbal. Sudjana dan Rivai  (2011: 129) mengartikan pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses  belajar mengajar.

Pemilihan sumber dialog dari radio didasar teori dari Anderson (1987:127) tidak menutup kemungkinan bahwa radio merupakan media yang bisa dijadikan sebagai wahana yang relevan dalam pembelajaran sekaligus sebagai media intruksional. Menurut Latuheru (1988:65) radio merupakan media yang dapat digunakan untuk belajar mandiri, karena media radio merupakan media yang sesuai bila diterapkan pada anak yang lebih lambat dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uriaan yang telah dipaparkan, akan dilakukan penelitian pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa untuk meningkatkan keterampialn menyimak sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa yang akan digunakan dalam pembelajaran dialog berbahasa Jawa. Penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk , yakni berupa media audio dilengkapi dengan soal pengayaan yang akan digunkan dalam pembelajaran memahami dialog berbahasa Jawa. Dialog yang disajikan dalam media diambil dari rekaman siaran radio RRI Purwokerto. Diharapkan dengan adanya media audio ini pembelajaran memahami dialog berbahasa Jawa lebih efektif dibanding melalui teks dialog berbahasa Jawa.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research dan Development), penelitian yang menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk (Sugiyono, 2016:407). Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara.

Adapun prosedur dalam desain penelitian pengembangan (Research dan Development) menurut Sugiyono (2016:407) prosedur penelitian pengembangan dilaksanakan dalam sepuluh langkah, akan tetapi dalam penelitian ini disederhanakan menjadi lima langkah yaitu: (1) analisis potensi dan masalah, (2) analisis kebutuhan guru dan siswa, (3) desain produk, (4) validasi desain/uji produk, (5) revisi produk.

Berdasarkan pertimbangan lamanya waktu dan tujuan penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa, maka penelitian ini difokuskan untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik dan mengasah kemampuan menyimak siswa dalam memahami isi dialog berbahasa Jawa tanpa diujikan secara lansung dalam pembelajaran. Langkah-langkah diubah menjadi lebih sederhana menjadi lima, diantaranya (1) analisis potensi dan masalah, pada tahap ini diadakan analisis potensi masalah, bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sekolah terhadap media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontesktual materi dialog berbahasa Jawa untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanadadi, (2) analisis kebutuhan guru dan siswa, pengumpulan data dengan teknik angket dan wawancara. Untuk mengetahui informasi terkait denan pembelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Wanadadi maka dilakukan wawancara kepada guru bahasa Jawa. Tekni yang dilakukan selanjutnya menggunakan angket yang terbagi menjadi tiga yaitu angket kebutuhan siswa, angket kebutuhan guru, dan angket penilaian oleh ahli media dan ahli materi, (3) desain produk, pada tahap ini merancang dan menyusun media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa, (4) validasi desain, berupa penilaian prototipe oleh ahli media dan ahli materi, dan (5) perbaikan desain, tahap ini merupakan tahap akhir yang akan menghasilkan media pembelajaran menggunakan radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini hasil dan pembahasan terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut; (1) kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa, (2) prototipe media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa, dan (3 hasil validasi dosen ahli dan perbaikan prototipe media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa.

  1. Hasil Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa
  2. Kebutuhan Guru

Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket dan wawancara kepada dua guru mata pelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Wanadadi, sudah menggunakan Kurikulum 2013. Dalam menyampaikan materi dialog berbahasa Jawa masih menggunakan metode pembelajaran secara konvensional. Adapun kendala yang dihadapi guru yaitu belum adanya media pembelajaran dialog berbahasa Jawa yang bervariasi, sedangkan salah satu guru menyatakan belum adanya media pembelajaran dialog berbahasa Jawa yang menggunakan dialek ngapak, kebanyakan menggunakan pakem Solo, dan tema yang dimunculkan dalam media pembelajaran kurang beragam. Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhana guru yang telah didapakan, guru membutuhkan media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa yang disesuaikan dengan lingkungan siswa, dapat digunakan siswa tanpa terkendala sarana dan prasarana di sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa untuk menarik minat belajar siswa sehingga meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kedua guru mata pelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Wanadadi menginginkan pengembangan media dialog berbahasa Jawa yang lebih bervariasi dari media pembelajaran yang selama ini digunakan guru, dapat menarik minat belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

  1. Kebutuhan Siswa

Pengambilan data dilakukan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wanadadi yang terdiri 6 kelas, tiap-tiap kelas diambil 10 siswa dari kelas VIIIA-VIIIF. Jadi, jumlah seluruh responden dalam analisis kebutuhan siswa berjumlah 60 siswa.

Berdasarkan deskripsi hasil analisis kebutuhan siswa perwajahan media pembelajaran audio di antaranya menunjukan bahwa seluruh responden mudah memahami dialek ngapak, ragam bahasa Jawa yang lebih disukai 90% reponden menjawab ragam ngoko. Tema dialog yang dibutuhkan responden 61,7% responden menjawab lingkungan. 88,3% responden setuju sumber dialog berasal dari media massa dan 76,7% reponden setuju menggunkan media massa radio sesuai untuk keterampilan menyimak. Sebanyak 86,7% responden setuju rekaman siaran radio dapat membantu dalam menyimak dialog berbahasa Jawa, dan 83,3% setuju apabila pengembangan media dilengkapi dengan lembar pertanyaan.

  1. Prototipe Media Pembelajaran Menggunakan Rekaman Siaaran Radio Berbasis Kontekstual Materi Dialog Berbahasa Jawa

Proses pengembangan media audio materi dialog berbahasa Jawa meliputi beberapa tahap, di antaranya; (1) tahap pra produksi, (2) tahap produksi dan (3) tahap pasca produksi. Tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

  • Tahap Pra Produksi

Tahapan pra produksi terbagi mnjadi dua proses yaitu a.) mekanisme rekaman siaran radio pada stasiun radio RRI Purwokerto dan b.) mekanisme penginstalan aplikasi android Lexsi Audio Editor sebagai aplikasi pendukung dalam pembuatan audio.

  • Tahap Produksi

Terdapat beberapa langkah dalam tahap produksi di antaranya; (a.) fungsi fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi Lexis Audio Editor dan (b.) langkah kerja pengembangan media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa menggunakan aplikasi Lexis Audi Editor.

  • Tahap Pasca Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses produksi yaitu pemotongan rekaman siaran radio, kemudian mereduksi audio untuk mengurani suara bising, selanjutnya penggabungan antara dialog dengan tema beragam dan musik gamelan yang kemudian penyusunanan soal. Penyusunan soal dibagi menjadi tiga bagian yaitu contoh pengerjaan soal, latian soal dan ujian soal dengan dialog yang berbeda beda.

  1. Hasil Validasi Dosen Ahli dan Perbaikan Prototipe Media Pembelajaran Menggunakan Rekaman Siaran Radio Berbasis Kontekstual Materi Dialog Berbahasa Jawa

Setelah melalui tahapan tahap penyusunan media, selanjutnya yaitu validasi. Hasil uji validasi prototipe media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa terdiri atas uji validasi media dan uji validasi materi. Uji validasi media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa dilakukan untuk menilai kelayakan media, sedangkan uji validasi materi dilakukan untuk menilai kesesuaian materi dalam media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa. Uji validasi media pembelajaran audio dialog berbahasa Jawa dilakukan oleh dua dosen yaitu; Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M. Hum. sebagai dosen ahli media, dan Yusro Edy Nugroho, S.S., M.Hum. sebagai dosen ahli materi. Hasil uji validasi digunakan untuk memperbaiki prototipe media audio dialog berbahasa Jawa sehingga media tersebut layak dipergunakan sebagai penunjang pembelajaran menyimak dialog berbahasa Jawa. Berikut hasil validasi ahli terhadap media audio berbahasa Jawa.

  1. Hasil Validasi Ahli Media dan Perbaikan Media Audio Dialog Berbahasa Jawa

Hasil uji validasi ahli media untuk indikator ketepatan artikulasi dan intonasi sangat baik. Selanjutnya, menenai indikator pemilihan musik tema ahli media menilai sudah baik. Kemudian untuk pemilihan musik transisi penilaian ahli media sudah baik atau sudah tepat. Untuk pemilihan musik latar belakang ahli media meilai sudah sangat baik karena musik latar belakang tidak terlalu menonjol sehingga suara dialog terdengar jelas.

Selanjutnya terhadap indikator tekni pengambilan rekaman, ahli media menilai sudah sangat baik karena hasil rekaman dialog jelas terdengar serta dialek ngapak yang digunakan mudah dipahami. Kemudian untuk teknik penggabungan rekaman dengan musik gaelan sudah tepat akan tetapi musik gamelan yang disajikan terlalu kering lebih seharusnya lebih dominan gamelan khas Banyumasan seperti kricik-kricik agar nuansa dialek ngapak semakin jelas. Untuk indikator kesesuaian media audio dengan materi dialog berbahasa Jawa menurut dosen ahli media sudah sangat tepat sebagai media pembelajaran memahami dialog berbahasa Jawa. Sedangkan untuk indikator kemenarikan sajian audio menurut dosen ahli media sangat menarik karena media audio dipadukan dengan musik gamelan dan dialog dengan dialek ngapak yang khas. Selanjutnya untuk indikator durasi media pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai karena tidak terlalau panjang. Saran perbaikan dari ahli media adalah perbaika iringan gamelan terlalau kering lebih baik diganti dengan gamelan khas Banyumasan seperti ricik-ricik pada bagian awal dan ahli media menyutujui dengan produk media audio dialog berbahasa Jawa perlu ditindak lanjuti.

  1. Hasil Validasi Ahli Media dan Perbaikan Media Audio Dialog Berbahasa Jawa

Berdasarkan analisis uji validasi ahli materi terhadap prototipe media audio dialog berbahasa Jawa dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa layak digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Jawa di SMP negeri 1 Wanadadi dengan perbaikan sesuai saran ahli materi diantaranya; untuk pemahaman mendengarakan (listening comprehension) durasi dialog/percakapan tidak perlu terlalau panjang, musik back sound tidak perlu mendominasi, sediakan petunjuk pengerjaan soal pertanyaan, alahkah baiknya soal dalam bentuk tertulis, sediakan variasi dialog/percakapan minimal tiga dialog, dan dialog yang disajikan jelas saat diperdengarkan siswa agar mempermudah siswa dalam memahami isi dialog.

PENUTUP

Simpulan

Uraian hasil penelitian pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual materi dialog berbahasa Jawa  yaitu sebagai berikut.

  1. Guru dan siswa membutuhkan media pembelajaran dialog berbahasa Jawa yang lebih bervariasi dari sebelumnya karena media pembelajaran yang sering digunakan guru saat proses pembelajaran masih berbentuk teks dialog yang diambil dari majalah bahasa Jawa atau buku paket yang masih menggunakan pakem Katerbatasan waktu yang dimiliki guru menjadikan media pembelajaran kurang dikembangkan. Adapun media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu media audio yang dapat menarik minat siswa dalam proses pembelajaran, dapat mengasah pemahaman siswa, media audio yang mengajarkan siswa untuk bersopan santun, memiliki sikap unggah-ungguh, bergotong royong dan menghormati sesama. Guru dan siswa setuju apabila media audio dialog bahasa Jawa bersumber dari media massa seperti radio maka dari itu radio yang menyiarkan dialog direkam yang senjutnya diproses untuk dijadikan media audio dialog berbahasa Jawa. Rekaman siara radio yang dibutuhkan guru dan siswa adalah siaran radio yang menggunkana dialek ngapak saat penyampaiannya sehingga media pembelajaran dapat dikatakan berbasis konteksual atau disesuaikan dengan lingkungan siswa. Guru dan siswa sepakat dalam media audio dialog berbahasa Jawa perlu disertai tes evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mendengarkan media audio dialog berbahasa Jawa tersebut.
  2. Prototipe dalam media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa ini berbentuk audio berbantu aplikasi Lexis Audio Editor dalam penyusunannya, rekaman siaran radio didapatkan dari siaran adio RRI Purwokerto 93.1 HMz, dialog yang disajikan menggunakan dialek ngapak dengan tema kesehatan. Durasi dialog 6 menit 23 detik, musik latar berupa musik gamelan sebagai tanda transisi antara penyiar radio dengan dialog. Soal pengayaan terdiri dari 5 soal essay berbentuk audio, sebelum soal dimulai terdapat jeda berupa bunyi jam.
  3. Berdasarkan hasil uji validasi ahli media dan ahli materi adalah saran dari ahli media untuk memperhatikan musik gamelan yang terlalu kering, lebih menonjolkan musik gamelan khas Banyumas seperti musik gamelan kricik-kricik. Selain itu saran dari ahli materi untuk lebih menekankan pada dialog yang dimunculkan harus lebih banyak variasi dari berbagai tema, durasi dialog jangan terlalu panjang, musik back soud atau gamelan dapat dihilangkan untuk mempersingkat durasi, karena yang ditekankan pada pengembangan media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa adalah pemahaman mendengarkan.

Sesuai dari kritik dan saran dari hali media dan ahli materi maka terdapat perbaikan dalam media audio dialog berbahasa Jawa selain yang telah yang telah disebutkan yaitu perbaikan pada bagian tes evaluasi yang akan dimunculkan, mak dari itu terdapat langkah-langkah mengenalkan tes evaluasi media audio dialog berbahasa Jawa kepada siswa di antaranya; (1) pemberian contoh soal tes evluasi, dalam hal ini siswa diperkenalkan contoh soal tes evaluasi yang dikerjakan secara bersam-sama, peran guru pada bagian ini selain ebagai operator media juga sebagai pembimbing siswa. (2) Latian soal tes evaluasi, pada langkah ini siswa diperdengarkan dialog berserta tes evaluasi tertulis kemudian secara mandiri siswa mengerjakan soal yang ada pada lembar soal yang telah dibagi, selanjutnya hasil dari mengerjakan soal pertanyaan tidak dimasukan dalam daftar nilai siswa. (3) Uji soal tes evaluasi, pada langkah ini siswa mengerjakan tes evaluasi berdasarkan rekaman dialog yang diperdengarkan kemudia menjawab pada lembar soal yang telah dibagikan yang selanjutnya hasil dari tes tersebut dimasukan pada penilaian siswa untuk kompetensi dasar memahami dialog berbahasa Jawa materi dialog berbahasa Jawa.

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Bagi guru, media pembelajaran menggunakan rekaman siaran radio berbasis kontekstual sebagai materi dialog berbahasa Jawa ini dapat dijadikan sebagai referensi media pembelajaran di dalam kelas.
  2. Bagi siswa, menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat menambah minat belajar, melatih konsentrasi, dan keterampilan berbahasa seperti menyimak dalam mempelajari materi dialog berbahasa Jawa. Karena media pembelajaran disesuaikan dengan lingkungan siswa atau berbasis kontekstual menjadikan siswa mudah dalam memahami isi dari media audio tersebut.
  3. Bagi yang akan melakukan penelitian, media pembelajaran ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan media untuk keterampilan berbahasa seperti menyimak. Tidak hanya pada materi dialog berbahasa Jawa media audio dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang lain seperti cerita pendek, cerita legenda dan lain sebagainya, dengan demikian dapat memperbaiki hasil penelitian sebelumnya agar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. Renald. 1987. Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran.Jakarta: CV Rajawali.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Jogyakarta: Graha Ilmu.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

 

 

How to Cite
susanti, ulvah. (2020). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN REKAMAN SIARAN RADIO BERBASIS KONTEKSTUAL SEBAGAI MATERI DIALOG BERBAHASA JAWA. Piwulang : Jurnal Pendidikan Bahasa Jawa, 7(2), 53-61. https://doi.org/10.15294/piwulang.v7i2.30033