Kemampuan Literasi Matematika dan Kemandirian Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran Rme Berbantuan Geogebra
Main Article Content
Abstract
Pembelajaran matematika membantu siswa untuk membangun konsep matematika dengan kemampuannya sendiri. Pemahaman konsep inilah yang menjadi dasar dalam memecahkan masalah. Dalam proses memecahkan masalah ini, seseorang yang memiliki literasi matematika akan menyadari atau memahami konsep matematika mana yang relevan dengan masalah yang dihadapinya. Dari kesadaran ini kemudian berkembang pada bagaimana merumuskan masalah tersebut kedalam bentuk matematisnya untuk kemudian di selesaikan. Kemampuan literasi ini tidak hanya terbatas pada kemampuan menggunakan aspek berhitung dalam matematika saja, tetapi juga melibatkan pengetahuan yang lebih luas yaitu mencakup quantity, uncertainty, change and ralationships, dan shape and sapce. Geometri merupakan salah satu cabang matematika yang memerlukan pengetahuan tersebut. Upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik antara lain dengan menerapkan pembelajaran dengan model realistic mathematic education (RME). GeoGebra ditambahkan dalam model pembelajaran RME untuk menarik minat siswa sehingga materi geometri dapat lebih mudah dipahami. Tidak adanya kemandirian pada siswa akan menghasilkan berbagai macam problem perilaku, misalnya pemalu, tidak punya motivasi sekolah, dan kebiasaan belajar yang buruk. Individu yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif; menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan waktu secara efisien, dan memperoleh skor yang tinggi dalam sains.
Article Details
References
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Sekolah Menengah.
Elfira, N. 2013. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Jurnal Ilmiah Konseling, 2 (1): 279 – 282.
Fahinu. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar Matematika Pada Mahasiswa Melalui Pembelajaran Generatif. Disertasi. Bandung: UPI.
Fauzan, A., Plomp, T., & Gravemeijer, K. 2013. The development of an rme-based geometry course for Indonesian primary schools. In T. Plomp, & N. Nieveen (Eds.), Educational design research – Part B: Illustrative cases (pp. 159-178). Enschede, the Netherlands: SLO.
Fitriana, L. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation (GI) dan STAD terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY : 319 – 336.
Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Penerbit Tulip.
Hara, F, O., Bolstad, O, H., & Jenssen, E,S. 2017. “Research on Mathematical Literacy in School – Aim, Approach and Attentionâ€. European Journal of Science and Mathematics Education. 5 (3).
Iwamoto, D, H., Hargis, J., Bordner, R., & Chandler, P,. “Self-Regulated Learning as a Critical Attribute for Successful Teaching and Learningâ€. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning: 11 (2).
Kemendiknas, 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Dir. Pembinaan SMP/A Ditjen Mandikdasmen Kemendiknas.
Kemendiknas, 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Dir. Pembinaan SMP/A Ditjen Mandikdasmen Kemendiknas.
Kovacs, Z. 2015. The Relation Tool in geogebra 5. International Publishing Switzerland : 53–71.
Kusuma, A, B., & Astri, U. 2017. “Penggunaan Program Geogebra dan Casyopee dalam Pembelajaran Geometri Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswaâ€. Jurnal Mercumatika. 1 (2): 119 – 131.
Mahmudi, A. 2011. “Membelajarkan Geometri dengan Program Geogebraâ€. Makalah Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika LPM UNY, Yogyakarta.
Maulidah Q. 2017. Kemampuan Spasial dan Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan GeoGebra, Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang.
OECD. 2013. PISA 2012 Assesment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science, Problem Solving, and Financial Literacy, PISA. OECD Publishing.
OECD. 2016. PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education, PISA, OECD Publishing, Paris.
Ojose. 2011. Mathematics Literacy: Are We Able To Put The Mathematics We Learn Into Everyday Use?.Journal of Mathematics Education.June 2011, Vol. 4, No. 1, pp. 89-100.
Oktiningrum, W., Zulkardi., & Hartono, Y. 2016. “Developing PISA-Like Mathematics Task with Indonesia Natural and Cultural Heritage As Context To Assess STUDENTS’ Mathematical Literacyâ€. Journal on Mathematic Education. 7 (1): 1 – 8.
Peraturan Presiden RI. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Nomor 87 tahun 2017.
Prastiti, T. 2007. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME dan Pengetahuan Awal Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika Siswa Smp Kelas VIIâ€. Didaktika. 2 (1). 199-215.
Rachmayani, D. 2014. “Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswaâ€. Jurnal Pendidikan UNSIKA, 1(2).
Ristontowi. 2013. Kemampuan Spasial Siswa Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Dengan Media Geogebra. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY : 499 – 504.
Suherman, E. dkk. 2003. Common Textbook; Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia.
Suwarno. (2012). Media Pembelajaran Matematika dengan Geogebra (Topik Tiga Dimensi). Buletin STKIP Surya, 2.
Webb, D. 2011. “Design Research in the Netherlands: Introducing Logarithms Using Realistic Mathematics Educationâ€. Journal of Mathematics Education at Teachers College. 2.
Zevenbergen, R., Dole, S., Wright, R. J. 2004. Teaching Mathematics in Primary School. Australia: Allen & Unwin.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan. 10.38 30 09 2017. (diunduh 30 September 2017).