KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEDISIPLINAN PADA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CORE
Main Article Content
Abstract
Matematika merupakan disiplin ilmu yang objek bahasannya berupa benda abstrak dan saling berkaitan antara satu konsep dengan konsep lain. Dalam pemanfaatannya, matematika sangat erat kaitannya dengan ilmu lain dan kehidupan sehari-hari. Siswa perlu mendapat banyak kesempatan untuk melihat keterkaitan-keterkaitan itu dalam pembelajaran sehingga konsep-konsep yang mereka pelajari dapat dipahami dengan baik. Kemampuan mengaitkan kosep dalam matematika disebut koneksi matematis. Selain itu, karakter disiplin berperan penting dalam proses belajar matematika. Membangun karakter disiplin siswa akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar matematika. Rancangan pembelajaran melalui pemanfaatan model dan media pembelajaran yang inovatif sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan matematis siswa. Salah satunya dengan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending). CORE adalah salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada konstruktivisme yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Makalah ini berisi sebuah ide penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematis dengan memperhatikan kedisiplinan siswa melalui penerapan model pembelajaran CORE.
Article Details
References
Anni, C.T, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.Arends, R. 2007. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azizah, L., S. Mariani, & Rochmad. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model CORE Bernuansa Konstruktivistik untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis. Unnes Journal of Mathematics Education Research, 2(1): 100-105. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/view/644/624. [diakses 14 Januari 2013].
Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rahmawati, N. 2015. Token Economy sebagai Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD Baturetno. Online. http://eprints.uny.ac.id/16551/1/Nimas%20Rahmawati%20S..pdf [diakses pada 12 Juli 2016].
Rokhaeni. 2013. Penerapan Model Core dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Online. https://www.academia.edu/5684094/ARTIKEL_PENERAPAN_MODEL_CORE_DALAM_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA_UNTUK_MENINGKATKAN_KEMAMPUAN_KONEKSI_MATEMATIS_SISWA [diakses pada 12 Juli 2016].
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno, H. 2009. Kasus Perilaku Pelanggaran Disiplin Peserta didik di Sekolah Ditinjau dari Kerangka Teori Sosiologi Fungsionalisme. Jurnal Pendidikan Inovatif. 4(2): 60-66. Online. https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-4-no-2-heru-sutrisno.pdf [diakses pada 14 Juli 2016].
Suyatno. 2009. Menjelejah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Warih. 2016. Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelas VIII pada Materi Teorema Pythagoras. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I). Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijayanti, A. 2012. Penerapan Model Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa SMP. Online. Tersedia di http://www.repository.upi.edu/operator/skripsiview [diakses 2 Januari 2013].