Inovasi desain batik fraktal menggunakan geometri fraktal koch snowflake (m,n,c)
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Batik fraktal merupakan inovasi karya seni Indonesia yang dimodelkan dan dirancang secara sains modern. Batik fraktal tersusun atas berbagai macam bentuk geometri fraktal. Pada penelitian ini, batik fraktal akan disusun menggunakan bentuk geometri fraktal Koch snowflake dan Koch anti-snowflake . Inisiator atau poligon segi- atau nilai yang digunakan adalah . Generator atau bentuk pembangkitan atau nilai mengikuti nilai . Nilai atau pembagi segmen tengah yang digunakan adalah dan . Metode pembangkitan yang digunakan adalah metode IFS memanfaatkan transformasi Affine, yaitu dilasi, transalasi, dan rotasi. Proses pembangkitan dilakukan sebanyak 2 iterasi. Pola dasar yang digunakan sebanyak 5 dan penyusunan ornamennya dilakukan menggunakan translasi. Hasil pertama yang didapatkan adalah algoritma penyusunan ornamen pada tiap pola. Hasil kedua adalah kombinasi ornamen pada tiap pola, yaitu 64 kombinasi pada pola 1,2,3 dan 512 kombinasi pada pola 4,5. Hasil ketiga adalah penggabungan desain batik dengan motif lokal. Pada penyusunan ornamen pada Pola 1 terdapat persamaan dengan batik motif parang rusak dan penyusunan ornamen Pola 5 terdapat persamaan dengan motif batik nitik.
Abstract
Batik fractal is an innovation of Indonesian art that is modeled and designed in modern science. Fractal batik is composed of various forms of fractal geometry. In this study, batik fractals will be arranged using the fractal form of Koch snowflake and Koch anti-snowflake . The initiator or the -polygon or the value used is The generator or form of generation or the value follows the value of . The value of used is and . The generation method used is the IFS method utilizing Affine’s transformation which are dilation, transition, and rotaion. The generation proced two iterations. There are 5 basic pattern used and the arrangement of ornaments is using translation. The first results obtained are the algorithm for arranging ornaments in each pattern. The second result is a combination of ornaments on each pattern, 64 combinations for the 1st, 2nd, 3rd patterns and 512 combinations for the 4th, 5th patterns. The third result is combination between batik design with local patterns. The last one is the simillarity for the arrangement of ornaments on the 1st pattern with parang rusak’s batik pattern and the 5th pattern with nitik’s batik pattern.
Article Details
References
Kamsyakawuni, A., Purnomo, K. D., & Wulandari. E. K. (2017). Pengembangan Desain Batik Labako dengan Menggabungkan Geometri Fraktal Kurva Naga dan Corak dari Daun Tembakau. Jurnal Ilmu Dasar. 18(2), 125, 132.
Kudiya, H. K. 2009. Proses Pembuatan Batik Fraktal VS Batik Tradisional. (Online). (http://netsains.com/2009/10/proses-pembuatan-batik-fractal-vs-batik-tradisional/, diakses 17 Februari 2019).
Mursito. (2009). Batik Fraktal. (Online). (computational.engineering.or.id/Batik_Fraktal, diakses 30 Mei 2018).
Santi, R. C. N. (2011). Motif Batik dengan Menggunakan Fraktal. Jurnal Dinamika Informatika. 3(2): 1.
Riwansia R. R. (2016). Pengembangan Desain Batik Melalui Penggunaan Geometri Faktal Koch Snowflake. (Skripsi). Universitas Jember, Jember.