Pelatihan Pengembangan Profesi Pendidik Melalui PTK dan Implementasi Pembelajaran Inovatif Bagi Guru SD YPII
Main Article Content
Abstract
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk malaksanakan fungsi pendidikan nasional tersebut maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara sistematis. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru-siswa di esekolah. PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Di samping hal di atas, KTSP merupakan kurikulum yang mendasarkan kepada tercapainya kompetensi tertentu. Kompetensi dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa yang berupa pengetahuan, keterampilam dan sikap yang terefleksikan dalam pola pikir dan bertindak. Dengan demikian sebuah proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai kemampuan secara utuh dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan siswa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan mengembangkan pembelajarannya dengan pembelajaran kolaboratif, inovatif, kontekstual dan joyfull, sehingga siswa merasa betah dan gembira dalam belajar di sekolah. Hal ini juga dapat mendukung program “kurikulum merdeka” yang mulai diimplementasikan oleh Kementrian Pendidkikan dan Ristek. Untuk memfasilitasi hal tersebut maka perlu dilaksanakan pelatihan atau pendampingan kepada guru-guru sekolah dasar di bawah naungan YPII Semarang melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan PKM ini dilaksanakan tanggal 27 Agustus 2022 dan 14 September 2022 yang diikuti oleh guru-guru YPII Semarang. Hasil dari PKM ini adalah guru berhasil menyusun proposal PTK yang akan ditindak lanjuti dengan penelitian di kelasnya masing-masing.
Article Details
References
[2] Hardjodipuro, Siswoyo. 1997. Action Research Sintesis Teoritik. Jakarta: IKIP Jakarta.
[3] C. Voica, F. M. Singer and E. Stan, Educ Stud Math 105,487–517 (2020).
[4] I. Jones, M. Swan, and A. Pollitt, Int. J. Sci Math Educ 13, 151-177 (2015).
[5] Y.U. Putri and E. Musdi, “Practicality of Learning Tools Based on Contextual Teaching and Learning Approach to Improve Mathematical Communication Skills for High School Students Grade VII,” in Int. Conf.
Math. and Math. Educ 1554 (IOP Pubslishing, Padang, 2020), pp. 1-5
[6] E. J. Apriatna, Budiyono, and D. Indriati, ISIMMED 1581, 2 (2020).
[7] K.W. Kelley, J.M. Fowlin, A.A Tawfik, and M.C. Anderson, IJPBL, 13(2) (2019).
[8] C. Granberg, J. Math. Behav. 42 33–48 (2016).
[9] X. Ge, V. Law, and K. Huang, IJPBL, 10(2) (2016).
[10] A.L. deChambeau and S.E. Ramlo, IJPBL 11(1) (2017).
[11] I. Jones, M. Swan, and A. Pollitt, Int. J. Sci. Math. Educ. 13(1), 151-177 (2015)
[12] X. Ge, V. Law, and K. Huang, IJPBL, 10, (2016). (12). [13] A.L. deChambeau and S.E. Ramlo, IJPBL 11, (2017).
[14] W. Basuki and A. Wijaya, “Students worksheet based on realistic mathematics education: How the effect toward reasoning ability?,” in Int. Conf. Math. Sci. Educ. 1157 (IOP Publishing, Bandung, 2019), pp. 012010