Abstract

Kumpulan cerita Koala Kumal merupakan sebuah karya sastra yang bernuansa humor, dalam penciptaan suasana tersebut penulis menggunakan pemilihan gaya bahasa paradoks dan hiperbola yang jarang digunakan atau bahkan belum digunakan sebelumnya oleh penulis lain. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud paradoks, mendeskripsikan wujud hiperbola, mendeskripsikan fungsi paradoks, dan mendeskripsikan fungsi hiperbola pada kumpulan cerita Koala Kumal karya Raditya Dika. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik heuristik atau membaca teks dengan seksama dan berulang-ulang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode hermeunitik. Dalam kumpulan cerita Koala Kumal karya Raditya Dika terdapat wujud paradoks berupa kata dengan kata, kata dengan reduplikasi, kata dengan frasa, kata dengan kalimat, frasa dengan kalimat. Wujud hiperbola dalam kumpulan cerita Koala Kumal berupa frasa dan kalimat. Fungsi paradoks dan hiperbola dalam Koala Kumal adalah 1) membangkitkan kesan dan suasana tertentu; 2) mempersingkat penuturan dan penulisan; 3) melukiskan perasaan tokoh; dan 4) kongkritasi/penkonkretan gambaran yang dilukiskan pengarang. Penggunaan paradoks dan hiperbola menjadikan unsur instrinsik berupa 1) tema; 2) plot; 3) penokohan; 4) latar, 5) sudut pandang; dan 6) gaya bahasa menjadi hidup dan menarik. Pemakaian paradoks dan hiperbola dapat menghidupkan cerita dan menciptakan suasana humor dalam cerita.

The stories of Koala Kumal were literary masterpiece of humor nuanced, in the creation of an atmosphere, the author used paradox and hyperbole. Many selecting a style is rarely used or not previously by other authors. The purpose of this study was describing a form of paradox, form of hyperbole, and the function of paradox and hyperbole to describe the function on the Koala Kumal story by Raditya Dika. The data collection was found by heuristics or read the text carefully and repeatedly. Data analysis was performed by using the hermeunitik method. Forms of paradox which were found in the Koala Kumal by Raditya Dika was a word-word, word-reduplication, word-phrase, word-sentence, and phrase-sentence. In the other hand, hyperbole forms which were found in the Koala Kumal by Raditya Dika was a phrase and sentence.  Furthermore, the function of paradox and hyperbole in Koala Kumal was 1) evoking the certain impressions and atmosphere; 2) shorting the narrative and writing; 3) describing the feeling figure; and 4) concreting  a picture painted an author. The use of paradox and hyperbole was turning the intrinsic elements. The intrinsic element i.e. 1) theme; 2) plot; 3) characterization; 4) background, 5) point of view; and 6) the language style. The use of paradox and hyperbole can create an atmosphere in the story.